Rabu, 19 November 2025


Kedua siswa itu yakni Ulil Albab dan Asrina Citra Hidayah. Mereka menyabet medali perunggu dalam ajang World Innovative Science Project Olympiad (WISPO). Ajang itu digelar oleh Indonesia Scientific Society (ISS).

Mereka berinovasi membuat gel anti gatal dari pelepah pisang. Awalnya, kedua siswa itu ingin membuat gel anti gatal setelah melihat permasalahan para santri Pondok Pesantren yang kerap mengalami penyakit gatal.

Mereka pun berinovasi dan mencari bahan yang cocok untuk dijadikan gel anti gatal. Hingga akhirnya menemukan pelepah pisang yang memiliki kandungan Tanin, Saponin, dan Flavonoid yang dinilai efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri.

Baca: Cuaca Pati saat Malam Tahun Baru Diperkirakan Berawan

’’Khusuenya pisang raja yang banyak ditemukan di sekitar sekolah kami. Sedangkan biasanya setelah berbuah, batang atau pelepah pisang dibuang begitu saja. Jadi kami manfaatkan,’’ ujar Ulil Albab, Selasa (27/12/2022).

Siswa Kelas XII itu menyebut, ia dan kawannya membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk membuat temuan itu. Menurut dia, kendalanya berada saat proses ektraksi.

Untuk menemukan formulasi yang tepat, ia harus melakukan beberapa kali percobaan. Kendala itu mampu dihadapi sehingga gel anti gatal bernama Saka Banana Gel itu tercipta.

Guru Pembimbing, Isyarotuz Zakiyyah pun bangga dengan pencapaian anak didiknya ini. Mengingat ajang WISPO itu diikuti 200 perwakilan dari 22 negara di Asia hingga Eropa.

Baca: Guru MTsN 1 Pati Raih Medali di Kejuaraan Seni Internasional

’’Sedangkan yang masuk final itu dari Indonesia, Khazaktan, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Armenia. Kelebihan lainnya adalah bahannya yang menggunakan pelepah pisang, yang sebelumnya tidak memiliki nilai manfaat sekarang bisa bernilai guna,’’ tutur dia.Menurutnya, jika dinilai dari segi ekonomi, gel anti gatal itu sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Sebab biaya produksinya cukup terjangkau.’’Dengan minimnya biaya produksi itu tentu bisa membantu anak-anak pondok juga,’’ imbuh dia.Sementara itu, Kepala MA Salafiyah Kajen, Masrukhan, juga mengaku bangga dengan prestasi dua siswanya itu. Prestasi ini wujud komitmen madrasah dalam progam akademik maupun pendidikan agama.’’Diprogam akademik kami mengutamakan riset, sementara dalam pendidikan agama ada tahfidz dan kitab,’’ jelas dia.Masrukhan berharap, hasil temuan itu bisa ditindaklanjuti ke depannya. Di antaranya dengan melakukan uji laboratorium lanjutan.’’Kami juga terbuka untuk pihak ketiga dalam mengembangkannya,’’ pungkas dia. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar