Sabtu, 22 November 2025


Perahu-perahu kayu itu disewakan kepada warga yang ingin melihat kondisi banjir. Tarif naik perahu itu cukup murah. Hanya Rp 5 ribu untuk sekali naik. Itupun bagi anak-anak seringkali digratiskan.

’’Banyak yang datang untuk melihat-lihat banjir. Jadi itu yang kami manfaatkan. Apalagi banyak warga yang menganggur jadi kami inisiatif membuat wisata dadakan untuk pemasukan harian,’’ ujar salah satu warga, Sarwan, Senin (2/1/2023).

Baca: Banjir di Pati Mulai Berkurang, Tapi…

Wisatawan sudah bisa merasakan naik perahu di lokasi banjir sepanjang dua kilometer. Meski demikian, ia dan warga lainnya berharap upaya ini bisa sedikit meringankan dampak bencana banjir di desanya.

’’Total ada 14 perahu yang disiapkan untuk wisata banjir ini. Kami bagi berurutan. Sudah empat hari terakhir ini kami melakukannya,’’ kata dia.

Kepala Dusun (Kadus) Pengging Wangi, Desa Kasiyan, Budi menambahkan, banjir telah mengenangi desanya sejak beberapa lalu. Ketinggian air bervariasi. Antara 10 cm hingga 70 cm.

’’Banjir sudah beberapa hari lalu. Semua rumah sudah terdampak ada 90 KK, rumahnya ada 69. Meski warga masih tetap bertahan di rumah,’’ imbuh dia.
’’Banjir sudah beberapa hari lalu. Semua rumah sudah terdampak ada 90 KK, rumahnya ada 69. Meski warga masih tetap bertahan di rumah,’’ imbuh dia.Budi mengungkapkan, desanya kerap menjadi langanan banjir. Setiap musim hujan datang, desa yang dilalui Sungai Silugonggo ini kebanjiran. Namun, banjir kali ini disebut paling terparah.’’Banjir ini musiman. Tahun ini saja sudah tidak terhitung lagi. Cuma biasanya kecil, tapi 2014 sama ini yang paling parah. Surutnya mencapai bulanan. Surutnya dikit-dikit, 2 cm hingga 5 cm,’’ imbuhnya.Tak hanya puluhan rumah warga yang terdampak, akses jalan alternatif Pati-Kudus lumpuh tak bisa dilewati kendaraan. Berdasarkan keterangan warga setempat, jalan tertutup genangan air sepanjang 3 kilometer.’’Jalan arah Bulung (Kudus) nggak bisa bisa dilewati saat ini. Banjir di Kasiyan panjangnya kurang lebih 3 kilometer,’’ kata Tikno warga setempat. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler