Lezatnya Durian Gabret Khas Cluwak Pati
Umar Hanafi
Sabtu, 11 Februari 2023 15:44:10
Rajanya para buah ini tumbuh subur di wilayah utara Kabupaten Pati atau di lereng Gunung Muria. Salah satunya di Dukuh Godang, Desa Karangsari, Kecamatan Cluwak.
Di desa itu, terdapat ratusan petani yang menanam durian gabret, durian khas setempat. Di musim durian ini, mereka pun ketiban rezeki.
Durian gabret, memiliki tampilan fisik yang agak lonjong meski beberapa buah berbentuk bulat. Durinya pun lebih rapat dan kecil-kecil.
Baca: Ini 10 Proyek Strategis Pemkab Pati di 2023Rasa durian gabret ini beraneka ragam. Ada yang manis saja, pahit, dan perpaduan manis pahit. Kebanyakan pecinta durian lebih menyukai perpaduan manis pahit.
Cita rasanya yang unik ini membuat pecinta durian rela berburu hingga ke kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jepara itu.
Salah satunya adalah Raden Beni. Warga Kabupaten Kudus ini rela menempuh perjalanan lebih dari 70 km demi memuaskan dahaganya menikmati durian khas Kecamatan Cluwak itu.
’’Saya kebetulan senang durian. Katanya daerah sini sentra durian. Makanya saya datang ke sini dan mencoba durian langsung di tempatnya,’’ ujar Beni.
’’Saya kebetulan senang durian. Katanya daerah sini sentra durian. Makanya saya datang ke sini dan mencoba durian langsung di tempatnya,’’ ujar Beni.Untuk mendapatkan satu buah durian, cukup merogoh kocek Rp 30 ribu untuk buah yang paling kecil dan Rp 150 ribu untuk durian yang berukuran besar.Menurut Beni, Desa Karangsari, Kecamatan Cluwak itu cocok untuk dikembangkan jadi wisata durian. Sebab, hasil durian di sana cukup melimpah, beraroma khas, dan memiliki rasa lezat.Salah satu petani dan pedagang durian setempat, Supadi mengatakan orang dari berbagai kota rela ke tempatnya untuk merasakan nikmatnya Durian Gabret. Selain dari Kudus, pembeli juga datang dari Kabupaten Demak.’’Pembeli dari berbagai kota, Mulai dari Pati, Kudus, Jepara, Rembang, Lasem dan Demak juga ada. Dibandingkan durian lainnya berbeda. Ini warnanya beragam ada putih susu, mentega, kuning dan ada warna kalau orang sini menyebutnya ngadu,’’ tutur dia.Setiap harinya ia bisa menjual sekitar 600 buah durian. Ia bisa mendapatkan omset lebih dari Rp 7 juta per hari. Diprediksi musim durian di sana masih berjalan hingga bulan April mendatang.https://youtu.be/rg4x7DsiH5kReporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Pati – Kabupaten Pati, Jawa Tengah ternyata memiliki buah durian lokal yang khas. Durian gabret kata warga setempat menyebutnya.
Rajanya para buah ini tumbuh subur di wilayah utara Kabupaten Pati atau di lereng Gunung Muria. Salah satunya di Dukuh Godang, Desa Karangsari, Kecamatan Cluwak.
Di desa itu, terdapat ratusan petani yang menanam durian gabret, durian khas setempat. Di musim durian ini, mereka pun ketiban rezeki.
Durian gabret, memiliki tampilan fisik yang agak lonjong meski beberapa buah berbentuk bulat. Durinya pun lebih rapat dan kecil-kecil.
Baca: Ini 10 Proyek Strategis Pemkab Pati di 2023
Rasa durian gabret ini beraneka ragam. Ada yang manis saja, pahit, dan perpaduan manis pahit. Kebanyakan pecinta durian lebih menyukai perpaduan manis pahit.
Cita rasanya yang unik ini membuat pecinta durian rela berburu hingga ke kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jepara itu.
Salah satunya adalah Raden Beni. Warga Kabupaten Kudus ini rela menempuh perjalanan lebih dari 70 km demi memuaskan dahaganya menikmati durian khas Kecamatan Cluwak itu.
’’Saya kebetulan senang durian. Katanya daerah sini sentra durian. Makanya saya datang ke sini dan mencoba durian langsung di tempatnya,’’ ujar Beni.
Untuk mendapatkan satu buah durian, cukup merogoh kocek Rp 30 ribu untuk buah yang paling kecil dan Rp 150 ribu untuk durian yang berukuran besar.
Menurut Beni, Desa Karangsari, Kecamatan Cluwak itu cocok untuk dikembangkan jadi wisata durian. Sebab, hasil durian di sana cukup melimpah, beraroma khas, dan memiliki rasa lezat.
Salah satu petani dan pedagang durian setempat, Supadi mengatakan orang dari berbagai kota rela ke tempatnya untuk merasakan nikmatnya Durian Gabret. Selain dari Kudus, pembeli juga datang dari Kabupaten Demak.
’’Pembeli dari berbagai kota, Mulai dari Pati, Kudus, Jepara, Rembang, Lasem dan Demak juga ada. Dibandingkan durian lainnya berbeda. Ini warnanya beragam ada putih susu, mentega, kuning dan ada warna kalau orang sini menyebutnya ngadu,’’ tutur dia.
Setiap harinya ia bisa menjual sekitar 600 buah durian. Ia bisa mendapatkan omset lebih dari Rp 7 juta per hari. Diprediksi musim durian di sana masih berjalan hingga bulan April mendatang.
https://youtu.be/rg4x7DsiH5k
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi