Rabu, 19 November 2025


Dengan alat tangkap ikan jenis jaring mereka mencari ikan di lahan pertanian yang kebanjiran. Warga setempat menyebut alat tangkap itu branjang atau nganco

’’Banjir sudah menggenangi sawah sekitar empat bulan. Sebelumnya petani. Saya punya dua kotak lahan. Gagal panen semua. Ini cari ikan,’’ ujar salah satu warga Dukuh Biteng, Desa Banjarsari, Sumijan, Senin (20/2/2023).

Baca: Sawahnya Terendam Banjir, Petani Banjarsari Pati Rugi Miliaran Rupiah

Sehari, ia bisa mendapatkan 2 kg hingga 3 kg ikan nila. Sebagian ikan hasil tangkapannya dia bawa pulang untuk dijadikan lauk keluarganya. Sebagian lagi, dia jual.

Hal senada juga diungkapkan Sungkono. Lelaki paruh baya ini terpaksa beralih profesi menjadi pencari ikan. Lantaran, lahan pertaniannya tergenang sejak Oktober 2022 lalu.

’’Bulan 10 (Oktober 2022) sampai saat ini sawah banjir. Ini mencari ikan. Bagaimana lagi? Kami tidak bisa tanam. Sebanyak 5 kotak sawah saya kebanjiran. Itu tidak ada satu hektare. Kerugian saya sekitar Rp 50 juta. Saat itu sudah berumur 2,5 bulan. Sudah muncul padinya,’’ imbuh dia.
’’Bulan 10 (Oktober 2022) sampai saat ini sawah banjir. Ini mencari ikan. Bagaimana lagi? Kami tidak bisa tanam. Sebanyak 5 kotak sawah saya kebanjiran. Itu tidak ada satu hektare. Kerugian saya sekitar Rp 50 juta. Saat itu sudah berumur 2,5 bulan. Sudah muncul padinya,’’ imbuh dia.Seperti Sumijan, sehari Sungkono bisa mendapatkan 3 kg ikan nila. Meskipun jumlah itu tergolong sedikit, ia bersyukur bisa mendapatkan sumber rezeki di tengah banjir.Sementara itu, warga lainnya, Rubiaton mengaku bisa mendapatkan ikan sebanyak 5 kg per harinya.’’Kebanjiran tidak bisa kerja sehingga beralih mencari ikan. Harganya Rp 5 ribu per kg untuk ikan kecil-kecil, 10 ribu per kg untuk ikan yang sedang dan ikan besar sampai Rp 15 ribu per kg. Sekali jual bisa dapat Rp 40 ribu-Rp 50 ribu,’’ ujar Rubiaton.https://youtu.be/vgGS2xXc9eAReporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler