Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus, dr Isna Noor Khilda mengimbau masyarakat untuk tidak pamer sertifikat vaksin Covid-19 di media sosial (medsos). Sebab, hal itu dirasa membahayakan identitas pribadi pemilik sertifikat.

Menurut dokter Isna, QR code yang tertera di sertifikat mengandung beberapa informasi ketika ditautkan ke aplikasi PeduliLindungi.

Ketika di-scan barcode akan menunjukkan informasi data pribadi pemilik sertifikat seperti nama lengkap, NIK, dan tanggal lahir.

"Memang bisa disalahgunakan juga. Kalau mau dibuat status di media sosial lebih baik barcode-nya ditutup dulu. Daripada kita sudah berniat baik untuk vaksin tapi ujung-ujungnya data pribadi kita disalahgunakan orang," katanya, Selasa (16/3/2021).

Dokter Isna tidak memungkiri jika masyarakat memang ada yang antusias upload sertifikat di medsos. Namun, dia juga mengimbau agar masyarakat berhati-hati juga dengan data pribadi yang dimiliki.

"Mungkin niatnya baik mau sosialisasi (vaksinasi). Tapi kalau mau melakukan edukasi harus tahu juga bagaimana kearifan bermedia sosial. Jangan sampai tujuan sosialisasi vaksinnya dapat, tapi data pribadi disalahgunakan orang," terangnya.Saat ini di Kudus vaksinasi terus digencarkan. Dokter Isna juga terus mengimbau agar masyarakat bersedia untuk melakukan vaksinasi."Harapan kami masyarakat sadar dan mau divaksin. Dan tentunya sesuai dengan jadwal vaksinasi yang sudah ditentukan. Karena kalau tidak sesuai jadwal akan mengacaukan sistem," pungkasnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler