Senin, 25 September 2023

Kisah Nenek Pedagang Kuliner Taman Bojana, Jual Motor Demi Jaga Ekonomi Keluarga

Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 21 Juli 2021 16:58:09
Pedagang kuliner Taman Bojana Kudus, Nikmah menunggu konsumen di hari perdana buka kembali, Rabu (21/7/2021). (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)
[caption id="attachment_229423" align="alignleft" width="1280"] Pedagang kuliner Taman Bojana Kudus, Nikmah menunggu konsumen di hari perdana buka kembali, Rabu (21/7/2021). (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]

MURIANEWS, Kudus – Dampak kebijakan PPKM membuat masyarakat kecil merana, terutama para pedagang. Mereka yang menggantungkan ekonominya dengan berdagang harus memutar otaknya agar roda ekonomi keluarga tetap berjalan, istilahnya dapur tetap kemebul.

Adanya kebijakan PPKM, mereka yang berdagang di tempat yang masuk zona penyekatan pun kehilangan para pembelinya. Salah satunya di Taman Bojana Kudus. Pedihnya dampak ekonomi dari PPKM itu dialami betul oleh Nikmah, pedagang Kuliner di Taman Bojana Kudus.

Penghasilan perempuan berusia 64 tahun itu terus menyusut sejak pandemi. Bahkan, semakin berat sejak diberlakukannya PPKM Darurat di Kabupaten Kudus.

Dengan mata berkaca-kaca, nenek tiga anak itu harus menjual motor kesayangannya. Bahkan, motor itu digunakan untuk memudahkan perekonomiannya. Dia nekat menjual motornya itu untuk menutup biaya operasional warung makan miliknya. Sisa hasil jualannya juga untuk sekadar makan.

“Sangat sepi dan peminatnya masih berkurangnya. Kalau dihitung-hitung modalnya tidak kembali. Bahkan sampai nombok dan jual motor,” katanya saat ditemui MURIANEWS, Rabu (21/7/2021).

Nikmah pun merinci beragam kebutuhan bulanan yang harus ditanggung olehnya. Mulai dari, kebutuhan untuk membayar retribusi Rp 15 ribu per hari, membayar gaji tiga karyawannya dengan total sebesar Rp 4,5 juta per bulan, biaya listri sekitar Rp 200 ribu sebulannya, hingga membaya air PDAM sekitar Rp 200 ribu setiap bulannya.

“Sebulan bisa dihitung sendiri berapa pengeluaran saya. Jelas tidak menutup karena saat ini kondisi sedang sepi,” sambungnya.

Dia berharap ada solusi dari Pemerintah Kabupaten Kudus, agar roda perekonomian kembali pulih.

“Ibaratnya, sawah saya ya di sini saja. Oleh karena itu saya ingin diberi kesempatan untuk mencari rezeki. Tolong jalan menuju Taman Bojana jangan disekat,” ujarnya.

Pedagang kuliner Taman Bojana lainnya, Hasan juga mengaku pendapatannya menyusut semenjak PPKM Darurat dan akses jalan ke pusat kota disekat. Dia yang mencoba menggunakan jasa dari aplikasi ojek online juga masih belum bisa diandalkan.

“Karena, mayoritas pedagang di Taman Bojana mengandalkan pembeli dari luar kota yang singgah di Kudus untuk makan siang. Pelanggan asli Kudus pun bisa dihitung pakai jari,” kata pedagang lontong tahu itu.

Untuk mencukupi kebutuhannya pun, Hasan hanya mengandalkan hasil tabungannya itu.

“Saya sendiri berencana buka besok Sabtu (24/7/2021). Saya harap, pemerintah segera membuka akses masuk ke pusat kota Kudus ini,” imbuhnya.

 

Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar