Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Permasalahan stunting di Kabupaten Kudus terus menjadi perhatian pemerintah. Terlebih pada tahhun 2020 lalu, jumlah balita di Kota Kretek yang mengalami kekerdilan ini mencapai 2.871 orang.

Jumlah ini berdasarkan data Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kudus.

Kepala Dinsos P3AP2KB Kudus Mundir menyebut, pada 2020 dari 60.907 balita di Kabupaten Kudus, 2.871 di antaranya mengalami kasus stunting.

”Sementara untuk tahun 2021 belum ada datanya, karena belum dirilis," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Badai Ismoyo mengklaim angka stunting di Kudus itu cukup rendah. Meski begitu dia mengimbau agar ibu hamil tetap rajin cek kesehatan dan mengikuti imunisasi.

"Kalau datanya tidak hafal. Yang punya Dinsos. Tetapi yang jelas angka stunting di Kudus rendah. Kami mengacu dari data WHO," katanya, Sabtu (18/9/2021).

Baca: Anak Usia Dua Tahun Rentan Stunting, Emak-Emak Harus Perhatikan Dua Hal Ini
Baca: Anak Usia Dua Tahun Rentan Stunting, Emak-Emak Harus Perhatikan Dua Hal IniMeski Badai mengklaim angka stunting di Kudus rendah, pihaknya tetap berupaya untuk menyosialisasikan agar Kabupaten Kudus bebas dari stunting. Beberapa upaya sosialisasi terkait pencegahan stunting dilakukan."Kami sosialisasi soal perbaikan gizi, kemudian asupan tambahan seperti vitamin kepada ibu hamil," ujarnya.Dia melanjutkan, sosialisasi itu dilakukan ke beberapa desa melalui program Posyandu. Seperti penimbangan berat badan dan pengecekan kesehatan bayi."Kesehatan dari ibu hamil juga kami pantau. Oleh karenanya ibu hamil itu harus rajin mengecek kesehatan. Karena dari cek kesehatan itu nanti bisa diketahui kondisi ibu hamil dan bayi yang dikandungannya," terangnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler