Cerita Penjual Seafood di Kudus Buka Kedai Demi Korban PHK
Vega Ma'arijil Ula
Sabtu, 23 Oktober 2021 13:25:09
MURIANEWS, Kudus - Owner Bandar Seafood, Ardian Guritno tak pernah berpikiran untuk membuka kedai seafood. Kedai seafood itu dibuka kala pandemi membuat banyak temannya menjadi korban PHK.
Keai Bandar Seafood Kudus berada di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Jika tidak ada pandemi Covid-19, Ardian mungkin tidak memiliki kedai itu. Sebab, alasan dirinya membuka kedai lantaran ingin mewadahi rekan-rekannya yang awalnya bekerja di resto kuliner namun terkena PHK akbat dari pandemi.
Saat ini dia bersyukur karena bisa membantu beberapa rekannya untuk meraup rupiah dan bangkit dari keterpurukan. Menjadi pegiat kuliner juga terbilang baru bagi Ardian.
"Kalau tidak pandemi Covid-19 mungkin saya malah bingung. Karena saya bukan orang yang tahu soal
food and beverage," jelasnya.
Diketahui, sebelum terjun di dunia kuliner, Ardian merupakan karyawan swasta. Pria yang berdomisili di Semarang itu juga pernah berwirausaha dengan berjualan batik, berjualan minuman cokelat, dan membuka jasa tour and travel.
"Saat ini punya delapan karyawan. Enam di bagian kitchen yang merupakan teman saya yang kena PHK. Kemudian dua lainnya di bagian
front," terangnya.
Baca: Segarnya Soto Kalkun di Kudus Ini Hanya Sepuluh Ribu SajaMenurutnya, keenam rekannya itu hanya memiliki
basic kitchen. Bukan
basic sebagai pembuat seafood. Namun, seiring berjalannya waktu segalanya berjalan dengan baik.
Soal pemilihan lokasi di Kudus, Ardian mengatakan pihaknya menyebut jika market di Kudus cukup bagus.
Soal pemilihan lokasi di Kudus, Ardian mengatakan pihaknya menyebut jika market di Kudus cukup bagus."Kalau di Semarang saya mengamatinya itu ketika ada resto baru pasti ramai. Tetapi ketika sudah empat sampai lima hari langsung sepi. Kalau di Kudus saya melihatnya stabil," ungkapnya.
Baca: Duel Maut! Warga Kanoman Klaten Tewas Dibacok Sahabat KaribBerbisnis seafood dipilihnya lantaran memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dia bahkan membandingkan dengan kuliner lain."Misal nih orang ngeluarin duit Rp 50 ribu untuk beli seafood, mereka merasa wajar. Tetapi ketika orang beli Geprek seharga Rp 50 ribu merasa eman-eman. Selain itu saya melihatnya Kudus kan bukan pesisir. Jadi untuk jualan seafood kompetitornya tidak banyak," ujarnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha https://www.youtube.com/watch?v=IVqtFSdlmf0
[caption id="attachment_248077" align="alignleft" width="1280"]

Owner Bandar Seafood Kudus, Ardian Guritno menunjukkan salah satu menu kepiting yang dijual di kedainya. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Owner Bandar Seafood, Ardian Guritno tak pernah berpikiran untuk membuka kedai seafood. Kedai seafood itu dibuka kala pandemi membuat banyak temannya menjadi korban PHK.
Keai Bandar Seafood Kudus berada di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Jika tidak ada pandemi Covid-19, Ardian mungkin tidak memiliki kedai itu. Sebab, alasan dirinya membuka kedai lantaran ingin mewadahi rekan-rekannya yang awalnya bekerja di resto kuliner namun terkena PHK akbat dari pandemi.
Saat ini dia bersyukur karena bisa membantu beberapa rekannya untuk meraup rupiah dan bangkit dari keterpurukan. Menjadi pegiat kuliner juga terbilang baru bagi Ardian.
"Kalau tidak pandemi Covid-19 mungkin saya malah bingung. Karena saya bukan orang yang tahu soal
food and beverage," jelasnya.
Diketahui, sebelum terjun di dunia kuliner, Ardian merupakan karyawan swasta. Pria yang berdomisili di Semarang itu juga pernah berwirausaha dengan berjualan batik, berjualan minuman cokelat, dan membuka jasa tour and travel.
"Saat ini punya delapan karyawan. Enam di bagian kitchen yang merupakan teman saya yang kena PHK. Kemudian dua lainnya di bagian
front," terangnya.
Baca: Segarnya Soto Kalkun di Kudus Ini Hanya Sepuluh Ribu Saja
Menurutnya, keenam rekannya itu hanya memiliki
basic kitchen. Bukan
basic sebagai pembuat seafood. Namun, seiring berjalannya waktu segalanya berjalan dengan baik.
Soal pemilihan lokasi di Kudus, Ardian mengatakan pihaknya menyebut jika market di Kudus cukup bagus.
"Kalau di Semarang saya mengamatinya itu ketika ada resto baru pasti ramai. Tetapi ketika sudah empat sampai lima hari langsung sepi. Kalau di Kudus saya melihatnya stabil," ungkapnya.
Baca: Duel Maut! Warga Kanoman Klaten Tewas Dibacok Sahabat Karib
Berbisnis seafood dipilihnya lantaran memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dia bahkan membandingkan dengan kuliner lain.
"Misal nih orang ngeluarin duit Rp 50 ribu untuk beli seafood, mereka merasa wajar. Tetapi ketika orang beli Geprek seharga Rp 50 ribu merasa eman-eman. Selain itu saya melihatnya Kudus kan bukan pesisir. Jadi untuk jualan seafood kompetitornya tidak banyak," ujarnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha
https://www.youtube.com/watch?v=IVqtFSdlmf0