Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kudus pada 2021 ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun lalu. Peningkatannya bahkan sampai tiga kali lipat bila dibandingkan 2020 lalu.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan kabupaten (DKK)
, Nuryanto mengatakan, hingga 1 Desember 2021 ada temuan 137 kasus Demam Berdarah. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibanding 2020, yang hanya hanya ada 40 kasus.
"Rata-rata pada tidak tahu mereka terkena demam berdarah. Mereka biasanya merasa baik-baik saja," kata Nuryanto, Kamis (2/12/2021).
Ia menyebut gejala demam berdarah masih ditanggapi biasa oleh penderita. Sehingga hanya diberi minum obat penurun panas.
Ditanya soal gejala demam berdarah, Nuryanto menyebutkan beberapa hal. Seperti panas lebih dari 39 derajat celsius, panas lebih dari tiga hari, gangguan saluran pencernaan, muntah, nafsu makan berkurang, keringat dingin, dan gangguan psikologi (pada anak-anak).Lebih lanjut, dia mengimbau agar masyarakat taat periksa ke puskesmas atau rumah sakit ketika muncul gejala tersebut. Tujuannya untuk mendeteksi sejak dini adanya penyakit demam berdarah."Ketika muncul gejala tersebut bisa langsung ke puskesmas atau rumah sakit karena di situ ada dokter yang lebih tahu. Jangan beli obat sendiri," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_256013" align="alignleft" width="1280"]

Petugas melakukan fogging di Kudus untuk menekan demam berdarah belum lama ini. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kudus pada 2021 ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun lalu. Peningkatannya bahkan sampai tiga kali lipat bila dibandingkan 2020 lalu.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan kabupaten (DKK)
Kudus, Nuryanto mengatakan, hingga 1 Desember 2021 ada temuan 137 kasus Demam Berdarah. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibanding 2020, yang hanya hanya ada 40 kasus.
"Rata-rata pada tidak tahu mereka terkena demam berdarah. Mereka biasanya merasa baik-baik saja," kata Nuryanto, Kamis (2/12/2021).
Ia menyebut gejala demam berdarah masih ditanggapi biasa oleh penderita. Sehingga hanya diberi minum obat penurun panas.
Baca: 125 Warga Kudus Kena DBD di Tahun Ini, Tiga Meninggal
Ditanya soal gejala demam berdarah, Nuryanto menyebutkan beberapa hal. Seperti panas lebih dari 39 derajat celsius, panas lebih dari tiga hari, gangguan saluran pencernaan, muntah, nafsu makan berkurang, keringat dingin, dan gangguan psikologi (pada anak-anak).
Lebih lanjut, dia mengimbau agar masyarakat taat periksa ke puskesmas atau rumah sakit ketika muncul gejala tersebut. Tujuannya untuk mendeteksi sejak dini adanya penyakit demam berdarah.
"Ketika muncul gejala tersebut bisa langsung ke puskesmas atau rumah sakit karena di situ ada dokter yang lebih tahu. Jangan beli obat sendiri," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha