Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kudus tak kalah mengerikan dari Covid-19. Hingga awal Desember 2021 ini, sudah ada 137 warga yang terserang penyakit tersebut.

Dari jumlah ini, tiga di antaranya bahkan meninggal dunia. Ketiga korban semuanya adalah anak-anak.

Kasus kematian akibat demam berdarah itu penyebabnya karena keterlambatan penanganan.

Tiga kematian karena DBD tahun ini terjadi di tiga desa yang berbeda. Pada bulan bulan Maret terjadi di Desa Menawan, Kecamatan Gebog, bulan Juli di Desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu, dan bulan September di Desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

Korban demam berdarah di tiga desa itu merupakan anak-anak. Usianya antara lima hingga 12 tahun.

"Penyebabnya keterlambatan penanganan," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan kabupaten (DKK) Kudus, Nuryanto, Kamis (2/12/2021).

Meski demikian, menurut dia kasus kematian akibat DBD di Kudus tahun ini cenderung menurun dibanding tahun 2020 lalu. Tahun lalu angka kematiannya mencapai lima kasus.

Baca: Demam Berdarah di Kudus Meningkat Tiga Kali LipatPenyebabnya juga karena keterlambatan penanganan. "Biasanya tidak dibawa ke puskesmas atau rumah sakit. Tetapi beli obat sendiri," ungkapnya.Nuryanto membeberkan gejala demam berdarah.  Seperti panas lebih dari 39 derajat celsius, panas lebih dari tiga hari, gangguan saluran pencernaan, muntah,  nafsu makan berkurang, keringat dingin, dan gangguan psikologi (pada anak-anak).Ditanya soal upaya mencegah demam berdarah, Nuryanto menjelaskan dengan cara 3M. Yakni Menutup, Mengubur, dan Menguras."Kami juga minta masyarakat agar bersih-bersih kampung. Supaya bisa mencegah terjadinya demam berdarah," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler