Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Jawa Tengah menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Hotel Griptha, Kudus Rabu (8/12/2021). Rakorwil itu membahas soal digitalisasi bisnis di era 4.0.
Rakorwil itu diikuti oleh 35 cabang HPN di seluruh wilayah Jawa Tengah. Ketua HPN Jawa Tengah, Muhammad Mahsun mengatakan, rakorwil ini merupakan respon dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Bali pada Maret lalu.
dan e-Commerce di era 4.0. Selain itu kami juga ingin membahas soal pengelolaan digitalisasi," katanya, Rabu (8/12/2021).
Muhammad Mahsun menyampaikan saat ini di Jawa Tengah terdapat sekitar 17-18 juta warga Nahdliyin. Menurutnya sebagian masih berbisnis secara konvensional.
untuk membangun digitalisasi dan berupaya mengembangkan beberapa aplikasi bisnis. Sebagian saat ini masih konvensional. Harapannya kami ingin mewujudkan digitalisasi e-Commerce dan market place," ujarnya.Lebih lanjut, Mahsun menyampaikan saat ini anggota cabang HPN di Jawa Tengah memiliki berbagai macam usaha. Seperti usaha di pasar, properti, pertambangan, tekstil, dan jasa."Kalau terjadi kemandirian, kan teman-teman ini bisa berkembang usahanya," pungkasnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_257321" align="alignleft" width="1280"]

HPN Jawa Tengah menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Hotel Griptha, Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Jawa Tengah menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Hotel Griptha, Kudus Rabu (8/12/2021). Rakorwil itu membahas soal digitalisasi bisnis di era 4.0.
Rakorwil itu diikuti oleh 35 cabang HPN di seluruh wilayah Jawa Tengah. Ketua HPN Jawa Tengah, Muhammad Mahsun mengatakan, rakorwil ini merupakan respon dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Bali pada Maret lalu.
"Kami berencana melakukan digitalisasi bisnis
market place dan e-Commerce di era 4.0. Selain itu kami juga ingin membahas soal pengelolaan digitalisasi," katanya, Rabu (8/12/2021).
Baca: PCNU Kudus Keluarkan Instruksi Darurat Covid-19, Nahdliyin Diminta Taati Prokes dan Munajat Doa Keselamatan
Muhammad Mahsun menyampaikan saat ini di Jawa Tengah terdapat sekitar 17-18 juta warga Nahdliyin. Menurutnya sebagian masih berbisnis secara konvensional.
"Kita
ikhtiar untuk membangun digitalisasi dan berupaya mengembangkan beberapa aplikasi bisnis. Sebagian saat ini masih konvensional. Harapannya kami ingin mewujudkan digitalisasi e-Commerce dan market place," ujarnya.
Lebih lanjut, Mahsun menyampaikan saat ini anggota cabang HPN di Jawa Tengah memiliki berbagai macam usaha. Seperti usaha di pasar, properti, pertambangan, tekstil, dan jasa.
"Kalau terjadi kemandirian, kan teman-teman ini bisa berkembang usahanya," pungkasnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha