50 Hektare Sawah di Kudus Gagal Panen, Disiapkan Asuransi
Vega Ma'arijil Ula
Kamis, 30 Desember 2021 17:23:46
MURIANEWS, Kudus - Curah hujan tinggi di Kabupaten menyebabkan 50 hektare sawah gagal panen (puso). Lokasinya sebagian besar di Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus.
Kasi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Arin Nikmah menyampaikan telah melakukan pengajuan klaim asuransi usaha tani padi (AUTP) terhadap 50 hektare lahan tersebut. Saat ini baru proses pengajuan.
"Ini baru proses pengajuan ya belum ada pencairan," katanya, Kamis (30/12/2021).
Dia menyebut, total nilai klaim untuk lahan puso tersebut mencapai Rp 150 juta. Setiap hektarenya nantinya bakal mendapatkan penggantian maksimal Rp 6 juta.
Kendati demikian, menurutnya nilai klaim terkadang tidak sama dengan nilai pengajuan. Karena harus melihat verifikasi dari pihak asuransi.
"Untuk nilai klaimnya melihat verifikasi dari Jasindo dan petugas," ujarnya.
Baca: Maling di Kudus Berdoa Sebelum Kuras Kotak Amal di WarungSelain puso, pihaknya juga mencatat terdapat tanaman pangan yang tergenang air seluas 285 hektare. Rinciannya dari Desa Wonosoco seluas 255 hektare dan Desa Berugenjang seluas 30 hektare.
Arin menyampaikan sebanyak 50 hektare lahan gagal panen. sedangkan 235 hektare lainnya masih bisa dipertahankan.
Arin menyampaikan sebanyak 50 hektare lahan gagal panen. sedangkan 235 hektare lainnya masih bisa dipertahankan."Untuk lahan tergenang kami mengajukan benih bantuan. Sementara yang masuk ada sekitar 50 hektare," ujarnya.Lebih lanjut, pihaknya juga tidak bisa meminjamkan pompa. Penyebabnya karena lokasi yang jauh dari area pembuangan."Lokasinya tidak ada area pembuangan. Jadi belum bisa digunakan sebagai langkah pengendalian," ungkapnya.
Baca: Maling di Kudus Kuras Seisi Warung, Jam Dinding hingga Tabung Gas DiembatMenurutnya, faktor kondisi wilayah dengan geografis cekungan membuat penyedotan air sulit dilakukan. Faktor lainnya karena tidak ada saluran pembuangan."Terpaksa saat ini hanya bisa menunggu kondisi alam agar genangan dapat segera surut," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_244711" align="alignleft" width="1280"]

ILUSTRASI: Petani memanen kangkung di sawahnya yang terendah banjir beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Curah hujan tinggi di Kabupaten menyebabkan 50 hektare sawah gagal panen (puso). Lokasinya sebagian besar di Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus.
Kasi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Arin Nikmah menyampaikan telah melakukan pengajuan klaim asuransi usaha tani padi (AUTP) terhadap 50 hektare lahan tersebut. Saat ini baru proses pengajuan.
"Ini baru proses pengajuan ya belum ada pencairan," katanya, Kamis (30/12/2021).
Dia menyebut, total nilai klaim untuk lahan puso tersebut mencapai Rp 150 juta. Setiap hektarenya nantinya bakal mendapatkan penggantian maksimal Rp 6 juta.
Kendati demikian, menurutnya nilai klaim terkadang tidak sama dengan nilai pengajuan. Karena harus melihat verifikasi dari pihak asuransi.
"Untuk nilai klaimnya melihat verifikasi dari Jasindo dan petugas," ujarnya.
Baca: Maling di Kudus Berdoa Sebelum Kuras Kotak Amal di Warung
Selain puso, pihaknya juga mencatat terdapat tanaman pangan yang tergenang air seluas 285 hektare. Rinciannya dari Desa Wonosoco seluas 255 hektare dan Desa Berugenjang seluas 30 hektare.
Arin menyampaikan sebanyak 50 hektare lahan gagal panen. sedangkan 235 hektare lainnya masih bisa dipertahankan.
"Untuk lahan tergenang kami mengajukan benih bantuan. Sementara yang masuk ada sekitar 50 hektare," ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga tidak bisa meminjamkan pompa. Penyebabnya karena lokasi yang jauh dari area pembuangan.
"Lokasinya tidak ada area pembuangan. Jadi belum bisa digunakan sebagai langkah pengendalian," ungkapnya.
Baca: Maling di Kudus Kuras Seisi Warung, Jam Dinding hingga Tabung Gas Diembat
Menurutnya, faktor kondisi wilayah dengan geografis cekungan membuat penyedotan air sulit dilakukan. Faktor lainnya karena tidak ada saluran pembuangan.
"Terpaksa saat ini hanya bisa menunggu kondisi alam agar genangan dapat segera surut," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha