– Lampion yang dipasang di kelenteng ternyata bukan sekadar hiasan saja. Bagi warga tionghoa, lampion itu dimaknai sebagai sebuah pengharapan dan doa.
Bahkan, menurut Penjaga Kelenteng Hok Hien Bio, Kundori warga tionghoa rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menyumbang lampion yang dipasang kelenteng.
“Mereka yang memasang lampion di sini dengan pengharapan meminta rezeki dan kesehatan. Rata-rata pengharapannya itu,” ungkapnya.
, lampion-lampion itu dipasang setahun penuh. Kemudian, diturunkan saat Imlek di tahun berikutnya.
"Dipasang di sini setahun. Kemudian di Imlek tahun berikutnya diturunkan dan dikembalikan kepada pemiliknya. Biasanya dipasang di rumah," terangnya
Lampion-lampion itu dipasang di bagian teras kelenteng. Ada 63 lampion yang terpasang. Namun, masih ada beberapa ruanng untuk menggantungkan lampion.“Kalau yang di dalam kelenteng bisa untuk memasang 16 lampion. Saat ini sudah terpasang 14 lampion,” katanya, Jumat (28/1/2022).Di bawah lampion terdapat nama seseorang dan alamat seperti Kudus, Semarang, dan Jakarta.“Nama-nama di lampion itu merupakan nama penyumbang lampion. Di bawahnya itu alamat pengirim,” sambungnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_268546" align="alignleft" width="1280"]

Kelenteng Hok Hien Bio, Desa Getas Pejaten, Jati, Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Lampion yang dipasang di kelenteng ternyata bukan sekadar hiasan saja. Bagi warga tionghoa, lampion itu dimaknai sebagai sebuah pengharapan dan doa.
Bahkan, menurut Penjaga Kelenteng Hok Hien Bio, Kundori warga tionghoa rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menyumbang lampion yang dipasang kelenteng.
“Mereka yang memasang lampion di sini dengan pengharapan meminta rezeki dan kesehatan. Rata-rata pengharapannya itu,” ungkapnya.
Baca juga: Jelang Imlek, Warga Tionghoa di Kudus Mulai Bersihkan Kelenteng
Di Kelenteng Hok Hien Bio, Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten
Kudus, lampion-lampion itu dipasang setahun penuh. Kemudian, diturunkan saat Imlek di tahun berikutnya.
"Dipasang di sini setahun. Kemudian di Imlek tahun berikutnya diturunkan dan dikembalikan kepada pemiliknya. Biasanya dipasang di rumah," terangnya
Lampion-lampion itu dipasang di bagian teras kelenteng. Ada 63 lampion yang terpasang. Namun, masih ada beberapa ruanng untuk menggantungkan lampion.
“Kalau yang di dalam kelenteng bisa untuk memasang 16 lampion. Saat ini sudah terpasang 14 lampion,” katanya, Jumat (28/1/2022).
Di bawah lampion terdapat nama seseorang dan alamat seperti Kudus, Semarang, dan Jakarta.
“Nama-nama di lampion itu merupakan nama penyumbang lampion. Di bawahnya itu alamat pengirim,” sambungnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Zulkifli Fahmi