. Akibat dari itu, perayaan Imlek 2022 ini diprediksi sepi dari pada sebelum pandemi.
Perlu diketahui, puncak perayaan Imlek biasanya mulai dilakukan dengan sembahyang pada pukul 00.00 atau tepat malam pergantian Tahun China. Salah satunya di Kelenteng Hok Tik Bio Kudus.
Kelenteng di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati itu tampak sepi pada pukul 10/38 WIB. Bagian dalam kelenteng juga tidak terdapat umat. Bagian pagar di samping kelenteng juga tidak dibuka seluruhnya.
Penjaga Kelenteng Hok Tik Bio, Susi mengatakan saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19. Menurutnya, sebelum adanya pandemi Covid-19 jumlah umat yang beribadah di kelenteng mencapai lebih dari 40 orang sehari.
“Kalau masih pandemi seperti ini yang sudah-sudah di tahun sebelumnya tidak lebih dari 10 umat,” katanya, Senin (31/1/2022).
Susi menyampaikan, berkaca dari dua tahun sebelumnya selama pandemi Covid-19 umat yang datang hanya berdoa sendiri-sendiri. Setelah itu langsung pulang.“Kalau sebelum pandemi berdoanya bersama-sama. Lebih senang bersama-sama sebenarnya,” terangnya.Susi menyampaikan umat yang biasa berdoa di perayaan Imlek tengah malam umumnya juga berasal dari Semarang. Sedangkan yang berasal dari Kudus tidak terlalu banyak.“Penyebabnya apa kurang tahu. Tetapi dari dua edisi Imlek sebelumnya memang kebanyakan dari Semarang. Umat dari Kudus justru sedikit,” imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_269127" align="alignleft" width="1280"]

Penjaga Kelenteng Hok Tik Bio, Susi sedang berdoa. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Pandemi Covid-19 masih melanda di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten
Kudus. Akibat dari itu, perayaan Imlek 2022 ini diprediksi sepi dari pada sebelum pandemi.
Perlu diketahui, puncak perayaan Imlek biasanya mulai dilakukan dengan sembahyang pada pukul 00.00 atau tepat malam pergantian Tahun China. Salah satunya di Kelenteng Hok Tik Bio Kudus.
Kelenteng di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati itu tampak sepi pada pukul 10/38 WIB. Bagian dalam kelenteng juga tidak terdapat umat. Bagian pagar di samping kelenteng juga tidak dibuka seluruhnya.
Baca juga: Kenapa Imlek Identik dengan Hujan? Ternyata Ini Maknanya
Penjaga Kelenteng Hok Tik Bio, Susi mengatakan saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19. Menurutnya, sebelum adanya pandemi Covid-19 jumlah umat yang beribadah di kelenteng mencapai lebih dari 40 orang sehari.
“Kalau masih pandemi seperti ini yang sudah-sudah di tahun sebelumnya tidak lebih dari 10 umat,” katanya, Senin (31/1/2022).
Susi menyampaikan, berkaca dari dua tahun sebelumnya selama pandemi Covid-19 umat yang datang hanya berdoa sendiri-sendiri. Setelah itu langsung pulang.
“Kalau sebelum pandemi berdoanya bersama-sama. Lebih senang bersama-sama sebenarnya,” terangnya.
Susi menyampaikan umat yang biasa berdoa di perayaan Imlek tengah malam umumnya juga berasal dari Semarang. Sedangkan yang berasal dari Kudus tidak terlalu banyak.
“Penyebabnya apa kurang tahu. Tetapi dari dua edisi Imlek sebelumnya memang kebanyakan dari Semarang. Umat dari Kudus justru sedikit,” imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Zulkifli Fahmi