Menjamurnya Kedai Kopi di Kudus, Latah atau Peluang?
Vega Ma'arijil Ula
Selasa, 15 Februari 2022 22:39:09
MURIANEWS, Kudus – Sejumlah kedai kopi bermunculan lagi di Kabupaten
Kudus. Menjamurnya kedai kopi itu apakah sebagai fenomena latah saja, atau masih ada peluang yang apik bagi bisnis kopi di Kota Kretek ini.
Salah satu kedai yang cukup baru, Beli Kopi. Kedai kopi ini awalnya hanya buka di Jalan Ahmad Yani, Kudus. Namun, kini sudah buka cabang baru di Jalan HM Subchan ZE Purwosari.
Manajer Beli Kopi Kudus, Hilda Ajeng Pratiwi menyebut, Kudus memiliki prospek yang bagus untuk bisnis kopi. Pihaknya pun tak asal-asalan meramaikan bisnis perkopian di Kudus.
Menurutnya, peminat ngopi di Kudus semakin ramai. Dalam sehari, pihaknya mampu menghabiskan 60 cup per kedai. “Jadi memang peluang pasarnya ada. Kami juga bukan asal ikut-ikutan,” ujarnya.
Baca juga: Tak Hanya Atasi Kantuk, Kopi Ternyata Bisa Turunkan Risiko Kanker Hati dan KolorektalSementara itu, Owner Kopithong Fernando Samuel mengaku tidak merasa tersaingi dengan menjamurnya kedai kopi di Kota Kretek. Dia tidak memungkiri jika kedai kopi di Kudus semakin menjamur.
Saat ini, lanjut Fernando, di Kudus ada 172 kedai kopi. Jumlah itu di luar angkringan. Namun, dia tidak pernah merasa ada persaingan.
“Kuncinya itu ada di kualitas sajian, pelayanan, edukasi, dan inovasi,” terangnya.
Sebagai contoh, pada pemilihan biji kopi sebagai upaya menjaga kualitas sajian. Pemilik kedai biasanya mengambil kopi langsung dari kebun petaninya.
Sebagai contoh, pada pemilihan biji kopi sebagai upaya menjaga kualitas sajian. Pemilik kedai biasanya mengambil kopi langsung dari kebun petaninya.“Harus biji kopi yang bagus sortirannya dan juga pengelolaan pasca panennya juga bagus, dan cara menjamurnya harus teliti supaya bersih,” ujarnya.
Baca juga: Menjadi Barista Tak Sekadar Seduh Kopi, Tapi Harus Bisa IniHal yang sama disampaikan Novianto, Owner Kopi Cilik. Dia tidak menganggap banyaknya kedai kopi sebagai persaingan.“Tidak pernah menganggap mereka itu saingan. Meski kedai kopi di Kudus sudah banyak, sebenarnya pasarnya masih luas,” katanya, Selasa (15/2/2022).Selain itu, dia menyebut tidak semua orang di Kudus
ngopi (minum kopi) setiap hari. Menurutnya, ada yang
ngopi per tiga hari sekali ada juga yang per pekan sekali.“Kami buat kopi yang harganya tidak menyusahkan customer. Harganya terjangkau sekitar Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Maksimal harga Rp 15 ribu,” ungkapnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_272561" align="alignleft" width="1280"]

Barista di kedai Kopi Cilik sedang meracik kopi. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Sejumlah kedai kopi bermunculan lagi di Kabupaten
Kudus. Menjamurnya kedai kopi itu apakah sebagai fenomena latah saja, atau masih ada peluang yang apik bagi bisnis kopi di Kota Kretek ini.
Salah satu kedai yang cukup baru, Beli Kopi. Kedai kopi ini awalnya hanya buka di Jalan Ahmad Yani, Kudus. Namun, kini sudah buka cabang baru di Jalan HM Subchan ZE Purwosari.
Manajer Beli Kopi Kudus, Hilda Ajeng Pratiwi menyebut, Kudus memiliki prospek yang bagus untuk bisnis kopi. Pihaknya pun tak asal-asalan meramaikan bisnis perkopian di Kudus.
Menurutnya, peminat ngopi di Kudus semakin ramai. Dalam sehari, pihaknya mampu menghabiskan 60 cup per kedai. “Jadi memang peluang pasarnya ada. Kami juga bukan asal ikut-ikutan,” ujarnya.
Baca juga: Tak Hanya Atasi Kantuk, Kopi Ternyata Bisa Turunkan Risiko Kanker Hati dan Kolorektal
Sementara itu, Owner Kopithong Fernando Samuel mengaku tidak merasa tersaingi dengan menjamurnya kedai kopi di Kota Kretek. Dia tidak memungkiri jika kedai kopi di Kudus semakin menjamur.
Saat ini, lanjut Fernando, di Kudus ada 172 kedai kopi. Jumlah itu di luar angkringan. Namun, dia tidak pernah merasa ada persaingan.
“Kuncinya itu ada di kualitas sajian, pelayanan, edukasi, dan inovasi,” terangnya.
Sebagai contoh, pada pemilihan biji kopi sebagai upaya menjaga kualitas sajian. Pemilik kedai biasanya mengambil kopi langsung dari kebun petaninya.
“Harus biji kopi yang bagus sortirannya dan juga pengelolaan pasca panennya juga bagus, dan cara menjamurnya harus teliti supaya bersih,” ujarnya.
Baca juga: Menjadi Barista Tak Sekadar Seduh Kopi, Tapi Harus Bisa Ini
Hal yang sama disampaikan Novianto, Owner Kopi Cilik. Dia tidak menganggap banyaknya kedai kopi sebagai persaingan.
“Tidak pernah menganggap mereka itu saingan. Meski kedai kopi di Kudus sudah banyak, sebenarnya pasarnya masih luas,” katanya, Selasa (15/2/2022).
Selain itu, dia menyebut tidak semua orang di Kudus
ngopi (minum kopi) setiap hari. Menurutnya, ada yang
ngopi per tiga hari sekali ada juga yang per pekan sekali.
“Kami buat kopi yang harganya tidak menyusahkan customer. Harganya terjangkau sekitar Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Maksimal harga Rp 15 ribu,” ungkapnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Zulkifli Fahmi