Berkaki Satu, Sopir di Kudus Ini Lihai Kendalikan Truk Sampai Kalimantan
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 23 Februari 2022 16:55:31
MURIANEWS, Kudus - Sopir truk asal Kelurahan Panjunan, Kudus, Supriyadi merupakan penyandang disabilitas. Kakinya tinggal satu, karena yang sebelah kanan diamputasi setelah kecelakaan.
Untuk menunjang aktivitas hariannya ia pun menggunakan kaki palsu. Kendati demikian, ia sangat lihai mengendalikan truk yang ukurannya besar.
MURIANEWS menyambangi garasi truk di RT IV, RW I Desa Getas Pejaten, Jati, Kudus, tempat ia bekerja.
Supriyadi menjelaskan mulai menjadi sopir pada 1997. Kemudian dia mengalami kecelakaan pada 2013 lalu.
"Saya mengalami kecelakaan di Karawang. Saat itu yang nyopir truk kernet saya. Kecelakaan itu menyebabkan kaki kanan saya diamputasi," katanya, Rabu (23/2/2022).
Kecelakaan itu membuatnya harus vakum menjadi sopir pada 2013-2014. Dia kembali bekerja menjadi sopir truk pada 2015.
"Saya nyopir rute Kalimantan. Kalau Jakarta malah jarang. Karena Jakarta macet. Kalau muatannya saya logistik, bahan pokok seperti beras dan sayuran," ujarnya.
Awalnya dia mengaku kesulitan mengendarai truk menggunakan satu kaki. Namun, seiring berjalannya waktu dia mampu bisa menemukan celah untuk membuatnya nyaman mengendalikan truk besar.
"Awalnya memang sulit. Tetapi saya biasanya pakai kaki kanan (pakai kaki palsu, red) dulu untuk majuin dan mundurin truk. Nanti kalau sudah masuk gigi tiga, saya pakai kaki kiri. Ketika jalan sedang ramai, saya memilih menepi berhenti dulu," sambungnya.
Baca: Kisah Sopir Truk Berkaki Satu di Kudus Minta Bantuan PresidenDitanya soal penghasilannya menjadi sopir, pria berusia 50 tahun itu mengaku cukup. Sekali berangkat dia mendapatkan penghasilan bersih Rp 2 sampai Rp 3 juta dalam dua pekan."Sudah bersih termasuk biaya solarnya," ujarnya.Sementara itu, salah satu rekan sopir, Susanto mengatakan Supriyadi merupakan sosok yang baik. Di matanya, Supriyadi sering memperjuangkan hak
sopir truk."Semangatnya Pak Supriyadi dalam bekerja menghidupi keluarga harus jadi teladan juga bagi sopir lainnya," terangnya.Menurut Susanto, Supriyadi juga sering memberikan nasehat. Utamanya menjaga keselamatan berkendara."Selalu bilang jaga keselamatan dan tidak perlu ngebut kalau sedang berkendara," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_274284" align="alignleft" width="1280"]

Sopir truk asal Kudus, Supriyadi menunjukkan caranya mengendarai truk dengan kaki palsu. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Sopir truk asal Kelurahan Panjunan, Kudus, Supriyadi merupakan penyandang disabilitas. Kakinya tinggal satu, karena yang sebelah kanan diamputasi setelah kecelakaan.
Untuk menunjang aktivitas hariannya ia pun menggunakan kaki palsu. Kendati demikian, ia sangat lihai mengendalikan truk yang ukurannya besar.
MURIANEWS menyambangi garasi truk di RT IV, RW I Desa Getas Pejaten, Jati, Kudus, tempat ia bekerja.
Supriyadi menjelaskan mulai menjadi sopir pada 1997. Kemudian dia mengalami kecelakaan pada 2013 lalu.
"Saya mengalami kecelakaan di Karawang. Saat itu yang nyopir truk kernet saya. Kecelakaan itu menyebabkan kaki kanan saya diamputasi," katanya, Rabu (23/2/2022).
Kecelakaan itu membuatnya harus vakum menjadi sopir pada 2013-2014. Dia kembali bekerja menjadi sopir truk pada 2015.
"Saya nyopir rute Kalimantan. Kalau Jakarta malah jarang. Karena Jakarta macet. Kalau muatannya saya logistik, bahan pokok seperti beras dan sayuran," ujarnya.
Awalnya dia mengaku kesulitan mengendarai truk menggunakan satu kaki. Namun, seiring berjalannya waktu dia mampu bisa menemukan celah untuk membuatnya nyaman mengendalikan truk besar.
"Awalnya memang sulit. Tetapi saya biasanya pakai kaki kanan (pakai kaki palsu, red) dulu untuk majuin dan mundurin truk. Nanti kalau sudah masuk gigi tiga, saya pakai kaki kiri. Ketika jalan sedang ramai, saya memilih menepi berhenti dulu," sambungnya.
Baca: Kisah Sopir Truk Berkaki Satu di Kudus Minta Bantuan Presiden
Ditanya soal penghasilannya menjadi sopir, pria berusia 50 tahun itu mengaku cukup. Sekali berangkat dia mendapatkan penghasilan bersih Rp 2 sampai Rp 3 juta dalam dua pekan.
"Sudah bersih termasuk biaya solarnya," ujarnya.
Sementara itu, salah satu rekan sopir, Susanto mengatakan Supriyadi merupakan sosok yang baik. Di matanya, Supriyadi sering memperjuangkan hak
sopir truk.
"Semangatnya Pak Supriyadi dalam bekerja menghidupi keluarga harus jadi teladan juga bagi sopir lainnya," terangnya.
Menurut Susanto, Supriyadi juga sering memberikan nasehat. Utamanya menjaga keselamatan berkendara.
"Selalu bilang jaga keselamatan dan tidak perlu ngebut kalau sedang berkendara," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha