Jadi Andalan Hafiz, Ini Karakteristik Mushaf Pojok Menara Kudus
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 9 Maret 2022 16:26:29
MURIANEWS, Kudus – Mushaf Pojok Menara Kudus menjadi mushaf yang menjadi andalan para santri penghafal Alquran (hafiz). Mushaf yang awalnya dari KH Arwani Amin ini mempunyai karakteristik yang memudahkan untuk dihafal.
Mushaf Pojok merupakan mushaf yang setiap sudut atau pojok bawah di tiap lembarannya merupakan akhir dari sebuah ayat. Kemudian dilanjutkan pada ayat selanjutnya di halaman selanjutnya.
"Bisa dilihat kalau Alquran biasa itu berhentinya ayat bisa di mana saja. Bisa di kanan, tengah, atau bagian lainnya. Tetapi kalau ayat pojok berhentinya pasti di bawah pojok kiri seperti ini," kata Alexander Yusuf, Manajer Percetakan Menara Kudus, Rabu (9/3/2022).
Alex menjelaskan, fungsi dari Mushaf Pojok ini diperuntukkan bagi calon hafiz yang ingin menghafalkan Alquran.
Baca: Mengenal Mushaf Pojok Menara Kudus yang LegendarisTujuan berhentinya ayat diletakkan di bawah pojok kiri agar memudahkan hafiz mengingat-ingat ayat terakhir yang dihafal.
Ahmad Nashih dalam
paper-nya berjudul ”
Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah dan Karakteristik oleh Ahmad Nashih”, juga menjelaskan karakteristik khusus dari Mushaf Pojok ini.
Disebutkan jika Mushaf Pojok Menara Kudus memuat 30 juz dan 114 surat dengan tebal 619 halaman.
Disebutkan jika Mushaf Pojok Menara Kudus memuat 30 juz dan 114 surat dengan tebal 619 halaman.Rinciannya surat Al Fatihah sebagai permulaan Mushaf berada di halaman 2. Sedangkan untuk surat An Nas berada di halaman 605.Dijelaskan, setiap juz dalam mushaf berjumlah 10 lembar atau 20 halaman. Kecuali pada juz I yang berjumlah 21 halaman dan juz 30 yang berjumlah 23 halaman.Sementara aspek harakat, Mushaf pojok Menara Kudus menggunakan bentuk-bentuk yang sudah familiar di mata masyarakat Indonesia. Mulai
fathah, kasrah, dammah, fathatain, kasratain, dan
dammatain.
Baca: KH Sya’roni Tulis Ayat Pertama Mushaf Alquran Menara KudusSedangkan
harakat sukun di Mushaf Pojok Menara Kudus menggunakan dua bentuk. Yakni menyerupai huruf
kha tanpa titik dan
sukun.Lalu, pada satu juz di Mushaf Pojok Menara menggunakan empat buah
hizb. Kemudian untuk tanda
waqf tertulis jika Mushaf Pojok Menara Kudus tidak menuliskan keterangan yang menjelaskan panutan.Reporter: Vega Ma’arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_277018" align="alignleft" width="1280"]

Alexander Yusuf, Manajer Percetakan Menara Kudus menunjukkan mushaf ayat pojok dari KH. M. Arwani (biru) dan mushaf ayat pojok Rasm Ustmani (hijau). (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Mushaf Pojok Menara Kudus menjadi mushaf yang menjadi andalan para santri penghafal Alquran (hafiz). Mushaf yang awalnya dari KH Arwani Amin ini mempunyai karakteristik yang memudahkan untuk dihafal.
Mushaf Pojok merupakan mushaf yang setiap sudut atau pojok bawah di tiap lembarannya merupakan akhir dari sebuah ayat. Kemudian dilanjutkan pada ayat selanjutnya di halaman selanjutnya.
"Bisa dilihat kalau Alquran biasa itu berhentinya ayat bisa di mana saja. Bisa di kanan, tengah, atau bagian lainnya. Tetapi kalau ayat pojok berhentinya pasti di bawah pojok kiri seperti ini," kata Alexander Yusuf, Manajer Percetakan Menara Kudus, Rabu (9/3/2022).
Alex menjelaskan, fungsi dari Mushaf Pojok ini diperuntukkan bagi calon hafiz yang ingin menghafalkan Alquran.
Baca: Mengenal Mushaf Pojok Menara Kudus yang Legendaris
Tujuan berhentinya ayat diletakkan di bawah pojok kiri agar memudahkan hafiz mengingat-ingat ayat terakhir yang dihafal.
Ahmad Nashih dalam
paper-nya berjudul ”
Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah dan Karakteristik oleh Ahmad Nashih”, juga menjelaskan karakteristik khusus dari Mushaf Pojok ini.
Disebutkan jika Mushaf Pojok Menara Kudus memuat 30 juz dan 114 surat dengan tebal 619 halaman.
Rinciannya surat Al Fatihah sebagai permulaan Mushaf berada di halaman 2. Sedangkan untuk surat An Nas berada di halaman 605.
Dijelaskan, setiap juz dalam mushaf berjumlah 10 lembar atau 20 halaman. Kecuali pada juz I yang berjumlah 21 halaman dan juz 30 yang berjumlah 23 halaman.
Sementara aspek harakat, Mushaf pojok Menara Kudus menggunakan bentuk-bentuk yang sudah familiar di mata masyarakat Indonesia. Mulai
fathah, kasrah, dammah, fathatain, kasratain, dan
dammatain.
Baca: KH Sya’roni Tulis Ayat Pertama Mushaf Alquran Menara Kudus
Sedangkan
harakat sukun di Mushaf Pojok Menara Kudus menggunakan dua bentuk. Yakni menyerupai huruf
kha tanpa titik dan
sukun.
Lalu, pada satu juz di Mushaf Pojok Menara menggunakan empat buah
hizb. Kemudian untuk tanda
waqf tertulis jika Mushaf Pojok Menara Kudus tidak menuliskan keterangan yang menjelaskan panutan.
Reporter: Vega Ma’arijil Ula
Editor: Ali Muntoha