Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kudus sudah mencapai 190 kasus. Temuan kasus tersebut merupakan data dari Januari 2022 sampai 9 Maret 2022.

Adapun dari total kasus tersebut, sudah ada satu orang yang meninggal akibat penyakit tersebut. Itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Darsono.

“Untuk bulan Maret saja ada penambahan 66 kasus demam berdarah. Alhamdulillah untuk yang kasus kematian belum ada penambahan dan semoga tidak ada," kata Darsono, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Para Dokter di Kudus Berkumpul Bahas soal DBD

Darsono mengatakan kondisi penambahan kasus salah satunya disebabkan karena cuaca yang tidak menentu seperti panas dan hujan.

Untuk menekan angka demam berdarah, pihaknya mengajak masyarakat menggiatkan gerakan pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M, yakni Menutup, Mengubur, dan Menguras.

“Menciptakan lingkungan yang sehat juga perlu. Seperti yang diinstruksikan pak bupati tanggal 18 Februari kemarin itu seluruh instansi melakukan gerakan PSN. Kenyataannya bisa menurunkan angka demam berdarah,” sambungnya.

Lebih lanjut, Darsono mengatakan kegiatan gerakan PSN dirasa lebih efektif jika dibandingkan melakukan fogging. Menurutnya, telur nyamuk yang difogging tidak dapat mati.“Satu nyamuk dewasa itu bisa bertelur sampai 200 telur. Telur-telurnya kalau difogging percuma. Karena fogging sifatnya sementara saja,” ungkapnya.Selain itu, fogging dirasa tidak bagus untuk pernapasan. Asap dari fogging yang menempel di perabotan rumah menurutnya juga dapat bertahan lama dan menyebabkan gangguan pernapasan.Darsono memberikan ciri-ciri pengidap demam berdarah. Seperti demam dengan suhu mencapai tiga hingga tujuh hari, nyeri kepala, nyeri otot, muntah, dan adanya bintik-bintik bewarna merah pada tubuh.“Harapan kami masyarakat dapat memahami ciri-ciri tersebut. Sehingga penanganannya tidak terlambat. Kami juga mengimbau untuk puskesmas agar terus melakukan sosialisasi ke masyarakat,” imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler