Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Harga minyak goreng kemasan per hari ini, Kamis (17/3/2022) menyentuh Rp 24 ribu di pasaran. Akibatnya, pedagang gorengan di Kudus dilema lantaran harga tersebut terlalu mahal sedangkan ukuran serta harga jual gorengan masih sama.

Pedagang tahu kaget, Lilis mengaku kaget dengan harga tersebut. Pekan lalu, ia baru saja membeli minyak goreng dengan harga Rp 23 ribu. Hanya saja, kali ini harga tersebut sudah berubah menjadi Rp 24 ribu.

Baca: HET Dicabut, Distribusi Minyak Goreng ke Desa-Desa di Kudus Tetap Lanjut

"Saya terakhir beli minyak goreng minggu lalu itu harganya Rp 23 ribu. Itu saja saya keberatan. Apalagi harus beli Rp 24 ribu," katanya, Kamis (17/3/2022).

Akibat melambungnya harga, ia pun memilih menggunakan minyak goreng curah yang lebih murah. Ini lantaran harga jual tahu kaget yang ia jual harganya masih sama, yakni Rp 2.500 per porsi.

"Harga tahu kaget yang saya jual Rp 2.500. Kalau misal saya naikin harganya, pelanggan pasti lari. Kalau saya kecilin ukurannya, pelanggan pasti komplain juga," terangnya.

Dia berharap agar harga minyak goreng bisa kembali di harga Rp 14 ribu. Sehingga tidak memberatkan pedagang kecil.

Baca: Harga Minyak Goreng Rp 24 Ribu, Pedagang di Kudus Sambat

"Harapannya ya tidak perlu naik. Karena menyusahkan. Apalagi sekarang saja minyak goreng masih susah. Harga naik tambah susah lagi," imbuhnya.
"Harapannya ya tidak perlu naik. Karena menyusahkan. Apalagi sekarang saja minyak goreng masih susah. Harga naik tambah susah lagi," imbuhnya.Hal senada juga diungkapkan pedagang kentang goreng, Sa'ban. Ia mengaku baru tahu hari ini jika harga minyak goreng kembali naik dan tembus hingga Rp 24 ribuKenaikan tersebut dipastikan membuat pedagang kaki lima seperti dirinya tercekik. Apalagi harga tepung di pasaran juga mengalami kenaikan."Harga tepung saja sekarang Rp 10 ribu per kilogramnya. Kalau ditambah harga minyak yang naik, saya tambah kesulitan," terangnya.Baca: Timbun Minyak Goreng Curah, Perusahaan di Kalsel Ini Digerebek PolisiSebagai antisipasi, dia pun memberanikan diri mengurangi porsi kentang goreng yang ia jual. Selain itu, ia juga menambah menu cilok untuk menggaet pembeli."Ukurannya ciloknya mungkin saya buat lebih kecil. Kalau tidak antisipasi seperti itu saya sulit karena saya juga harus setor," ungkapnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar