Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Langgar Bubrah terletak di RT 02, RW 05, Desa Demangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Bangunan cagar budaya itu merupakan simbol akulturasi Hindu ke Islam.

Bangunan ini lokasinya tidak jauh dari Kelenteng Hok Ling Bio yang berada di kawasan Menara Kudus.

Dari Kelenteng Hok Ling Bio ini, Langgar Bubrah dapat dijumpai sekitar 200 meter ke arah selatan melalui gang sempit.

Langgar Bubrah yang dibentuk dari tumpukan batu bata merah. Sedangkan di bagian atapnya berbentuk joglo.

Bangunan Langgar Bubrah itu berdiri di atas lahan seluas 100 meter persegi. Panjang bangunannya 10 meter, lebarnya 10 meter, dan tingginya 175 meter. Sementara luas bangunannya 25 meter persegi.

Baca: Menengok Langgar Bubrah di Kudus yang Dulu Sebagai Tempat Pemujaan

Juru Pelihara Langgar Bubrah, Fahmi Yusron menjelaskan makna nama Langgar Bubrah. Langgar merupakan tempat ibadah, sedangkan bubrah memiliki makna pernah utuh tetapi karena tergerus zaman, sehingga rusak dan tidak lagi utuh.

"Langgar Bubrah artinya tempat ibadah yang dulu pernah ada dan utuh, tetapi sekarang sudah tidak utuh lagi," katanya, Selasa (5/4/2022).

Ia menyebut jika Langgar Bubrah dibangun pada 1.400-an dengan corak Hindu yang kental. Langgar ini dulunya menjadi temoat semedi umat Hindu.
Ia menyebut jika Langgar Bubrah dibangun pada 1.400-an dengan corak Hindu yang kental. Langgar ini dulunya menjadi temoat semedi umat Hindu."Di sini ada lingga dan yoni juga. Lingga itu menggambarkan simbol laki-laki. Sedangkan yoni simbol perempuan. Kemudian, ada batu pilarnya juga yang bermotif Dewa Siwa yang memegang trisula," terangnya.Baca: Arsitektur Masjid Kuno di Kudus Bikin Dunia TerpikatDisebutkan jika bangunan ini mulai beralih fungsi menjadi tempat beribadah umat Islam, melalui pengaruh Sunan Kudus."Seiring masuknya Islam yang dibawa Sunan Kudus, bangunan Langggar Bubrah itu dijadikan sebagai surau atau tempat ibadah agama Islam," ujarnya.Hingga saat ini Langgar Bubrah masih digunakan untuk beribadah.  Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler