Ternyata Gapura Padureksan Berdiri Lebih Dulu Ketimbang Masjid Wali
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 6 April 2022 16:07:22
MURIANEWS, Kudus - Gapura Padureksan di Masjid Wali Loram Kulon, di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, didirikan oleh Sultan Hadlirin. Gapura ini justru berdiri lebih dahulu dibandingkan dengan Masjid At-Taqwa atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Wali Loram Kulon.
Catatan sejarah, Gapura Padureksan didirikan suami Ratu Kalinyamat itu pada tahun 1596, sementara Masjid Wali Loram Kulon didirikan sekitar tahun 1597.
Gapura itu berada di sebelah timur Masjid Wali itu kini tercatat cagar budaya yang dilindungi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Juru Pelihara Gapura Masjid Wali Loram Kulon, Afroh Amanuddin mengatakan pembangunan gapura Padureksan didahulukan karena digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan Islam.
"Karena dulu masyarakat Loram masih beragama Hindu. Kemudian dibangunlah gapura ini sebagai tempat
pangapura (pengampunan atau pertobatan, red). Dari yang sebelumnya sebagai seorang nonmuslim kalau mau masuk Islam harus bertobat dahulu melewati gapura ini," katanya, Rabu (6/4/2022).
Baca: Gapura Padureksan Masjid Wali Loran Kulon Kudus, Jadi Gerbang Masuk Islam Warga Hindu Tempo Dulu
Afroh menjelaskan, nama gapura awalnya berasal dari bahasa Arab
ghofuro. Namun, karena sulit diucapkan oleh masyarakat Jawa, maka menjadi gapuro atau gapura. "Gapura diambil dari nyuwun pangapura," sambungnya.Saat ini, Gapura Padureksan juga masih digunakan sebagai tradisi Nganten Mubeng bagi trah Loram. Baik itu Loram Kulon maupun Loram Wetan.
Baca: Sejarah Masjid Wali Loram Kudus yang Didirikan Sultan Hadlirin"Prosesinya pengantin masuk dari pintu selatan, lalu memasukkan uang amal. Kemudian mengisi buku tamu dan ke luar lewat pintu utara," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_282911" align="alignleft" width="1280"]

Gapura Padureksan yang terletak di Masjid Wali Loram Kulon. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Gapura Padureksan di Masjid Wali Loram Kulon, di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, didirikan oleh Sultan Hadlirin. Gapura ini justru berdiri lebih dahulu dibandingkan dengan Masjid At-Taqwa atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Wali Loram Kulon.
Catatan sejarah, Gapura Padureksan didirikan suami Ratu Kalinyamat itu pada tahun 1596, sementara Masjid Wali Loram Kulon didirikan sekitar tahun 1597.
Gapura itu berada di sebelah timur Masjid Wali itu kini tercatat cagar budaya yang dilindungi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Juru Pelihara Gapura Masjid Wali Loram Kulon, Afroh Amanuddin mengatakan pembangunan gapura Padureksan didahulukan karena digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan Islam.
"Karena dulu masyarakat Loram masih beragama Hindu. Kemudian dibangunlah gapura ini sebagai tempat
pangapura (pengampunan atau pertobatan, red). Dari yang sebelumnya sebagai seorang nonmuslim kalau mau masuk Islam harus bertobat dahulu melewati gapura ini," katanya, Rabu (6/4/2022).
Baca: Gapura Padureksan Masjid Wali Loran Kulon Kudus, Jadi Gerbang Masuk Islam Warga Hindu Tempo Dulu
Afroh menjelaskan, nama gapura awalnya berasal dari bahasa Arab
ghofuro. Namun, karena sulit diucapkan oleh masyarakat Jawa, maka menjadi gapuro atau gapura. "Gapura diambil dari nyuwun pangapura," sambungnya.
Saat ini, Gapura Padureksan juga masih digunakan sebagai tradisi Nganten Mubeng bagi trah Loram. Baik itu Loram Kulon maupun Loram Wetan.
Baca: Sejarah Masjid Wali Loram Kudus yang Didirikan Sultan Hadlirin
"Prosesinya pengantin masuk dari pintu selatan, lalu memasukkan uang amal. Kemudian mengisi buku tamu dan ke luar lewat pintu utara," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha