, Jawa Tengah, menjadi tujuan seorang wali bernama Syekh Abdurrahman, untuk berdakwah.
Namun belum sampai ke desa ini untuk berdakwah, perahu yang ditumpangi sang wali terseret arus sungai.
Jenazah Syekh Abdurrahman pun dimakamnkan tak jauh dari Masjid wali Loram Kulon.
Berdasarkan cerita Juru Pelihara Masjid Wali Loram Kulon, Afroh Amanuddin, kedatangan Syekh Abdurrahhman diperkirakan terjadi sekitar tahun 1593.
Selain hendak menyebarkan agama Islam, menurut Afroh, Syekh Abdurrahman juga hendak mencari saudaranya.
”Syekh Abdurrahman masih keturunan Joko Tingkir. Ia ingin menyebarkan Islam dan bertemu saudaranya. Namun beliau meninggal terlebih dahulu karena perahunya terseret arus," ujarnya.
Diketahui, dahulunya di sekitar Masjid Wali Loram Kulon merupakan sungai. Perahu yang dinaiki Syekh Abdurrahman saat itu terseret arus sehingga menyebabkan Syekh Abdurrahman terlempar dan
(tersangkut, red) di pohon bambu."Makanya ia mendapatkan sebutan Syekh Abdurrahman Tuan Sang-Sang. Artinya
. Karena beliau meninggalnya kan
," terangnya.
Diketahui, lokasi makam Syekh Abdurrahman Tuan Sang-Sang saat ini berada di sebelah timur Masjid Wali Loram. Setiap 15 Muharram di makam ini selalu dilakukan tradisi buka luwur. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_213429" align="alignleft" width="1280"]

Makam Syekh Abdurrahman Tuan Sang-Sang di sebelah timur Masjid Wali Loram Kulon, Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma’arjil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Desa Loram Kulon, di Kecamatan Jati, Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah, menjadi tujuan seorang wali bernama Syekh Abdurrahman, untuk berdakwah.
Namun belum sampai ke desa ini untuk berdakwah, perahu yang ditumpangi sang wali terseret arus sungai.
Jenazah Syekh Abdurrahman pun dimakamnkan tak jauh dari Masjid wali Loram Kulon.
Berdasarkan cerita Juru Pelihara Masjid Wali Loram Kulon, Afroh Amanuddin, kedatangan Syekh Abdurrahhman diperkirakan terjadi sekitar tahun 1593.
Selain hendak menyebarkan agama Islam, menurut Afroh, Syekh Abdurrahman juga hendak mencari saudaranya.
”Syekh Abdurrahman masih keturunan Joko Tingkir. Ia ingin menyebarkan Islam dan bertemu saudaranya. Namun beliau meninggal terlebih dahulu karena perahunya terseret arus," ujarnya.
Baca: Ternyata Gapura Padureksan Berdiri Lebih Dulu Ketimbang Masjid Wali
Diketahui, dahulunya di sekitar Masjid Wali Loram Kulon merupakan sungai. Perahu yang dinaiki Syekh Abdurrahman saat itu terseret arus sehingga menyebabkan Syekh Abdurrahman terlempar dan
temangsang (tersangkut, red) di pohon bambu.
"Makanya ia mendapatkan sebutan Syekh Abdurrahman Tuan Sang-Sang. Artinya
temangsang. Karena beliau meninggalnya kan
temangsang," terangnya.
Baca: Sejarah Masjid Wali Loram Kudus yang Didirikan Sultan Hadlirin
Diketahui, lokasi makam Syekh Abdurrahman Tuan Sang-Sang saat ini berada di sebelah timur Masjid Wali Loram. Setiap 15 Muharram di makam ini selalu dilakukan tradisi buka luwur.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha