Pria Ini Dibayar Berapapun Tak Mau Bikin Beduk dari Kayu Sambungan
Vega Ma'arijil Ula
Senin, 18 April 2022 18:14:09
MURIANEWS, Kudus – Sugiarto, perajin beduk asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memilih tak mendapatkan orderan ketimbang harus membuat beduk dari bahan kayu sambungan.
Ia hanya khusus membuat beduk dari kayu gelondongan. Jenis kayu gelondongan yang digunakannya pun dipilih yang mempunyai struktur kuat.
Pemilik Istana Beduk di Desa Kedungsari, Kecamatan Gebog, Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah itu memaparkan alasannya.
Dia lebih memilih menggunakan kayu gelondongan karena lebih awet. Jenis kayu yang digunakannya yakni trembesi, mahoni dan kayu dari pohon mangga.
"Saya dibayar berapapun suruh membuat beduk dari sambungan beberapa kayu saya tidak mau. Karena kualitasnya tidak awet," katanya, Senin (18/4/2022).
Baca: Kisah Jatuh Bangun Pengusaha Beduk Kudus Merintis UsahaMenurutnya, jika tidak awet hal itu juga akan memengaruhi kepercayaan konsumen. Terlebih usaha beduk itu sudah turun temurun dan dikenal luas di Indonesia.
"Kalau cepat rusak dampaknya juga ke penjualan saya. Makanya saya hanya buat beduk dari kayu gelondongan," ujar dia.
Perihal jenis kayu yang dipilihnya juga bukan asal-asalan. Pria 43 tahun itu memilih menggunakan kayu trembesi dan kayu mahoni.
Perihal jenis kayu yang dipilihnya juga bukan asal-asalan. Pria 43 tahun itu memilih menggunakan kayu trembesi dan kayu mahoni.Sedangkan kayu dari pohon mangga hanya untuk pesanan beduk yang harganya lebih murah."Paling bagus mahoni. Kemudian trembesi. Karena struktur kayunya bagus. Sebenarnya lebih bagus lagi menggunakan kayu Jati, tetapi mahal," ucapnya.
Baca: Ramadan Bikin Perajin Beduk di Kudus Tersenyum BahagiaPemilihan kayu yang tepat menurutnya berpengaruh pada suara yang dihasilkan beduk. Semakin bagus kualitas kayu, suara beduk juga terdengar lebih baik.Selama Ramadan ini, pesanan beduk di tempatnya ramai orderan. Dia memprediksi pesanan beduk di tempatnya akan tetap bergeliat hingga Lebaran Idulfitri mendatang. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_285460" align="alignleft" width="1280"]

Sugiarto memeriksa beduk dari kayu gelondongan sebelum diserahkan ke konsumen. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Sugiarto, perajin beduk asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memilih tak mendapatkan orderan ketimbang harus membuat beduk dari bahan kayu sambungan.
Ia hanya khusus membuat beduk dari kayu gelondongan. Jenis kayu gelondongan yang digunakannya pun dipilih yang mempunyai struktur kuat.
Pemilik Istana Beduk di Desa Kedungsari, Kecamatan Gebog, Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah itu memaparkan alasannya.
Dia lebih memilih menggunakan kayu gelondongan karena lebih awet. Jenis kayu yang digunakannya yakni trembesi, mahoni dan kayu dari pohon mangga.
"Saya dibayar berapapun suruh membuat beduk dari sambungan beberapa kayu saya tidak mau. Karena kualitasnya tidak awet," katanya, Senin (18/4/2022).
Baca: Kisah Jatuh Bangun Pengusaha Beduk Kudus Merintis Usaha
Menurutnya, jika tidak awet hal itu juga akan memengaruhi kepercayaan konsumen. Terlebih usaha beduk itu sudah turun temurun dan dikenal luas di Indonesia.
"Kalau cepat rusak dampaknya juga ke penjualan saya. Makanya saya hanya buat beduk dari kayu gelondongan," ujar dia.
Perihal jenis kayu yang dipilihnya juga bukan asal-asalan. Pria 43 tahun itu memilih menggunakan kayu trembesi dan kayu mahoni.
Sedangkan kayu dari pohon mangga hanya untuk pesanan beduk yang harganya lebih murah.
"Paling bagus mahoni. Kemudian trembesi. Karena struktur kayunya bagus. Sebenarnya lebih bagus lagi menggunakan kayu Jati, tetapi mahal," ucapnya.
Baca: Ramadan Bikin Perajin Beduk di Kudus Tersenyum Bahagia
Pemilihan kayu yang tepat menurutnya berpengaruh pada suara yang dihasilkan beduk. Semakin bagus kualitas kayu, suara beduk juga terdengar lebih baik.
Selama Ramadan ini, pesanan beduk di tempatnya ramai orderan. Dia memprediksi pesanan beduk di tempatnya akan tetap bergeliat hingga Lebaran Idulfitri mendatang.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha