India Larang Ekspor Gandum, Apindo Kudus Khawatirkan Dampak di Dalam Negeri
Vega Ma'arijil Ula
Selasa, 17 Mei 2022 13:22:16
MURIANEWS, Kudus - Pemerintah India melarang ekspor gandum. Langkah tersebut diambil untuk melindungi kebutuhan di India yang sedang mengalami lonjakan harga.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
Kudus, Bambang Sumadiyono mengatakan dengan penerapan larangan ekspor itu diprediksi akan berdampak pada pengusaha baik kecil maupun besar.
"Kalau India menghentikan ekspor gandum, bahan baku seperti pembuatan roti dan mi instan itu pasti kan kesulitan. Akibatnya, harganya jadi tinggi," katanya, Selasa (17/5/2022).
Bambang menambahkan, gandum buatan dari luar negeri dirasa kualitasnya memang lebih baik. Sehingga Indonesia cenderung mengimpor gandum.
"Karena gandum dari luar negeri seperti India, Amerika Serikat, dan Australia kualitasnya memang bagus," sambungnya.
Baca: Petani Sawit Meradang, Tak Bisa Jual hasil Panen Karena Larangan EksporMenurutnya, Indonesia bisa saja terdampak larangan ekspor gandum dari India. Karena di Indonesia banyak pengusaha kecil hingga besar yang menggunakan bahan baku gandum.
"Gandum kan merupakan bahan baku utama ya. Jadi ya diprediksi Indonesia bisa terdampak juga," ujarnya.
Bambang menjelaskan, beberapa waktu lalu pihaknya juga mendapatkan curhatan dari perajin kerupuk yang sudah mulai mengurangi ukuran kerupuk, karena kesulitan bahan baku.
"Perajin kerupuk kecil cerita ke saya sudah mulai mengurangi ukuran kerupuk jadi kecil. Kalau harga kerupuknya masih sama," terangnya.
Baca: Polisi Gagalkan Ekspor Minyak Goreng Ilegal Sebanyak 121,98 TonSoal alternatif pengganti gandum, yakni menggunakan tepung jagung, atau singkong, menurut Bambang juga harus dilihat kualitasnya. Artinya, apakah kualitasnya sama baiknya dengan gandum apakah beda.Dia menilai, hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk memproduksi gandum dengan kualitas terbaik. Sehingga tidak bergantung terus menerus dengan gandum dari India."Pemerintah juga harus mulai memikirkan entah itu bibit gandumnya, lokasi tanahnya, dan lainnya. Tujuannya agar mendapatkan bibit gandum yang terbaik," ujarnya.Dia berharap ke depannya Indonesia bisa mencari jalan keluar untuk permasalahan gandum. Sehingga tidak terlalu bergantung dengan gandum dari negara lain."Harapannya jangan tergantung produk gandum dari luar. Kementerian Pertanian harus memikirkan cara untuk mendapatkan gandum yang kualitasnya seperti Australia dan Amerika," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_290050" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi gandum. (Pixabay)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Pemerintah India melarang ekspor gandum. Langkah tersebut diambil untuk melindungi kebutuhan di India yang sedang mengalami lonjakan harga.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
Kudus, Bambang Sumadiyono mengatakan dengan penerapan larangan ekspor itu diprediksi akan berdampak pada pengusaha baik kecil maupun besar.
"Kalau India menghentikan ekspor gandum, bahan baku seperti pembuatan roti dan mi instan itu pasti kan kesulitan. Akibatnya, harganya jadi tinggi," katanya, Selasa (17/5/2022).
Bambang menambahkan, gandum buatan dari luar negeri dirasa kualitasnya memang lebih baik. Sehingga Indonesia cenderung mengimpor gandum.
"Karena gandum dari luar negeri seperti India, Amerika Serikat, dan Australia kualitasnya memang bagus," sambungnya.
Baca: Petani Sawit Meradang, Tak Bisa Jual hasil Panen Karena Larangan Ekspor
Menurutnya, Indonesia bisa saja terdampak larangan ekspor gandum dari India. Karena di Indonesia banyak pengusaha kecil hingga besar yang menggunakan bahan baku gandum.
"Gandum kan merupakan bahan baku utama ya. Jadi ya diprediksi Indonesia bisa terdampak juga," ujarnya.
Bambang menjelaskan, beberapa waktu lalu pihaknya juga mendapatkan curhatan dari perajin kerupuk yang sudah mulai mengurangi ukuran kerupuk, karena kesulitan bahan baku.
"Perajin kerupuk kecil cerita ke saya sudah mulai mengurangi ukuran kerupuk jadi kecil. Kalau harga kerupuknya masih sama," terangnya.
Baca: Polisi Gagalkan Ekspor Minyak Goreng Ilegal Sebanyak 121,98 Ton
Soal alternatif pengganti gandum, yakni menggunakan tepung jagung, atau singkong, menurut Bambang juga harus dilihat kualitasnya. Artinya, apakah kualitasnya sama baiknya dengan gandum apakah beda.
Dia menilai, hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk memproduksi gandum dengan kualitas terbaik. Sehingga tidak bergantung terus menerus dengan gandum dari India.
"Pemerintah juga harus mulai memikirkan entah itu bibit gandumnya, lokasi tanahnya, dan lainnya. Tujuannya agar mendapatkan bibit gandum yang terbaik," ujarnya.
Dia berharap ke depannya Indonesia bisa mencari jalan keluar untuk permasalahan gandum. Sehingga tidak terlalu bergantung dengan gandum dari negara lain.
"Harapannya jangan tergantung produk gandum dari luar. Kementerian Pertanian harus memikirkan cara untuk mendapatkan gandum yang kualitasnya seperti Australia dan Amerika," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha