PMK Bikin Penjual Kerbau di Kudus Lesu
Vega Ma'arijil Ula
Jumat, 10 Juni 2022 11:46:34
MURIANEWS, Kudus – Penyakit mulut dan kuku (PMK) masih merebak di Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah. Kondisi ini menyebabkan penualan ternak kerbau terpengaruh. Mendekati Iduladha penjualan kerbau justru lesu.
Muhammad Sodri, salah seorang penjual kerbau asal RT 05, RW 01, Desa Singocandi, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus pun mengaku terkena dampak wabah PMK ini.
Biasanya setiap tahun dia minimal punya stok 50 ekor kerbau. Namun, untuk pertama kalinya di tahun ini stoknya lebih sedikit. Dia tidak berani ambil stok dalam jumlah banyak.
”Hanya punya stok 40 ekor kerbau saja saat ini. Tidak berani ambil stok banyak karena kondisinya sedang ada PMK ini,” katanya, Jumat (10/6/2022).
Baca: PMK Mewabah, Peternak Grobogan Dilarang Jual Ternaknya ke Luar DaerahSodri melanjutkan, saat ini daya beli masyarakat masih melandai. Biasanya sebulan menjelang Iduladha seperti saat ini sudah banyak pembeli.
"Tetapi saat ini dari 40 ekor kerbau baru laku 12 ekor. Tahun-tahun sebelumnya kalau H-1 bulan biasanya paling tidak sudah terjual 20 ekor kerbau," sambungnya.
Pihaknya memprediksi pembeli bakal berdatangan satu atau dua pekan menjelang Iduladha. Hal itu sebagai antisipasi agar kerbau yang dibeli tidak tertular PMK.”Kemungkinan nanti pembeli mulai ramai saat mepet jelang Iduladha,” ungkapnya.
Baca: Larungan Kepala Kerbau di Jepara Diserbu WargaDia menjelaskan, sejauh ini pembelinya berasal dari Kudus dan Jepara. Harga satu ekor kerbau di tempatnya Rp 20 juta sampai Rp 35 juta.”Harapan saya ada perhatian dari pemerintah atau dinas terkait untuk menangani wabah PMK ini. Karena hal seperti ini juga menghawatirkan peternak maupun konsumen,” imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_295108" align="alignleft" width="1280"]

Peternak Kerbau di Kudus, Muhammad Sodri merawat kerbau di kandangnya yang terdapat di Desa Sungicandi, Kudus. (Murianews/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Penyakit mulut dan kuku (PMK) masih merebak di Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah. Kondisi ini menyebabkan penualan ternak kerbau terpengaruh. Mendekati Iduladha penjualan kerbau justru lesu.
Muhammad Sodri, salah seorang penjual kerbau asal RT 05, RW 01, Desa Singocandi, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus pun mengaku terkena dampak wabah PMK ini.
Biasanya setiap tahun dia minimal punya stok 50 ekor kerbau. Namun, untuk pertama kalinya di tahun ini stoknya lebih sedikit. Dia tidak berani ambil stok dalam jumlah banyak.
”Hanya punya stok 40 ekor kerbau saja saat ini. Tidak berani ambil stok banyak karena kondisinya sedang ada PMK ini,” katanya, Jumat (10/6/2022).
Baca: PMK Mewabah, Peternak Grobogan Dilarang Jual Ternaknya ke Luar Daerah
Sodri melanjutkan, saat ini daya beli masyarakat masih melandai. Biasanya sebulan menjelang Iduladha seperti saat ini sudah banyak pembeli.
"Tetapi saat ini dari 40 ekor kerbau baru laku 12 ekor. Tahun-tahun sebelumnya kalau H-1 bulan biasanya paling tidak sudah terjual 20 ekor kerbau," sambungnya.
Pihaknya memprediksi pembeli bakal berdatangan satu atau dua pekan menjelang Iduladha. Hal itu sebagai antisipasi agar kerbau yang dibeli tidak tertular PMK.
”Kemungkinan nanti pembeli mulai ramai saat mepet jelang Iduladha,” ungkapnya.
Baca: Larungan Kepala Kerbau di Jepara Diserbu Warga
Dia menjelaskan, sejauh ini pembelinya berasal dari Kudus dan Jepara. Harga satu ekor kerbau di tempatnya Rp 20 juta sampai Rp 35 juta.
”Harapan saya ada perhatian dari pemerintah atau dinas terkait untuk menangani wabah PMK ini. Karena hal seperti ini juga menghawatirkan peternak maupun konsumen,” imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha