Dari Januari hingga Mei 2022 Ada 280 Kasus DBD di Kudus, Lima Orang di Antaranya Meninggal
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 6 Juli 2022 15:48:57
MURIANEWS, Kudus – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tampaknya perlu mendapat perhatian serius. Hal ini seiring tingginya kasus DBD di Kudus, Jawa Tengah pada tahun 2022 ini.
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mencatat kasus
demam berdarah dengue (DBD) meningkat cukup signifikan di tahun 2022. Tepatnya pada periode Januari hingga Mei. Di mana, jumlahnya ada 280 kasus dengan lima kasus di antaranya meninggal dunia.
Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) DKK Kudus Nuryanto mengatakan, ada peningkatan kasus DBD. Dia berkaca dari kasus yang terjadi pada tahun sebelumnya.
Baca juga: Serahkan Motor Dinas Baru untuk Pengawalan, Hartopo: Gunakan Sesuai SOP”Pada Januari hingga Desember 2021 tahun lalu, di Kudus terdapat 152 kasus DBD. Sedangkan di tahun ini untuk rentang Januari hingga Mei saja sudah ada 280 kasus,” katanya, Rabu (6/7/2022).
Nuryanto menambahkan, peningkatan kasus DBD di Kudus disebabkan cuaca ekstrem. Pasalnya, sejak awal tahun ini curah hujannya masih cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan banyak terjadi genangan air yang dimanfaatkan oleh nyamuk.
Lebih lanjut, Nuryanto menyampaikan, penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk tersebut biasa menggunakan genangan air sebagai tempat bersarang.
Lebih lanjut, Nuryanto menyampaikan, penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk tersebut biasa menggunakan genangan air sebagai tempat bersarang.Pihaknya mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan. Selain itu juga melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus.Dia juga mengimbau setiap ada anggota keluarga yang mengalami demam agar diperiksa ke puskesmas. Terlebih, saat ini di seluruh puskesmas di Kota Kretek telah memiliki alat Rapid Test Dengue.”Supaya bisa langsung ditangani. Karena kalau penanganannya terlambat bisa fatal,” imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Dani Agus
[caption id="attachment_207541" align="alignleft" width="1024"]

Ilustrasi: Petugas melakukan fogging di Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kudus belum lama ini. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tampaknya perlu mendapat perhatian serius. Hal ini seiring tingginya kasus DBD di Kudus, Jawa Tengah pada tahun 2022 ini.
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mencatat kasus
demam berdarah dengue (DBD) meningkat cukup signifikan di tahun 2022. Tepatnya pada periode Januari hingga Mei. Di mana, jumlahnya ada 280 kasus dengan lima kasus di antaranya meninggal dunia.
Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) DKK Kudus Nuryanto mengatakan, ada peningkatan kasus DBD. Dia berkaca dari kasus yang terjadi pada tahun sebelumnya.
Baca juga: Serahkan Motor Dinas Baru untuk Pengawalan, Hartopo: Gunakan Sesuai SOP
”Pada Januari hingga Desember 2021 tahun lalu, di Kudus terdapat 152 kasus DBD. Sedangkan di tahun ini untuk rentang Januari hingga Mei saja sudah ada 280 kasus,” katanya, Rabu (6/7/2022).
Nuryanto menambahkan, peningkatan kasus DBD di Kudus disebabkan cuaca ekstrem. Pasalnya, sejak awal tahun ini curah hujannya masih cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan banyak terjadi genangan air yang dimanfaatkan oleh nyamuk.
Lebih lanjut, Nuryanto menyampaikan, penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk tersebut biasa menggunakan genangan air sebagai tempat bersarang.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan. Selain itu juga melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus.
Dia juga mengimbau setiap ada anggota keluarga yang mengalami demam agar diperiksa ke puskesmas. Terlebih, saat ini di seluruh puskesmas di Kota Kretek telah memiliki alat Rapid Test Dengue.
”Supaya bisa langsung ditangani. Karena kalau penanganannya terlambat bisa fatal,” imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Dani Agus