Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Masyarakat Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sebagian mengira jika pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa dilakukan menggunakan fogging. Namun, sebenarnya bukan seperti itu.

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Nuryanto mengatakan, pencegahan DBD tidak sepenuhnya dilakukan dengan fogging. Sebab, fogging merupakan pilihan terakhir. Karena fogging dianggap kurang efektif untuk memberantas nyamuk.

”Fogging hanya membunuh nyamuk Aedes Aegypti dewasa saja. Tetapi tidak membunuh jentik-jentiknya. Jentik-jentiknya ini nanti masih bisa berkembang menjadi nyamuk,” katanya, Kamis (7/7/2022).

Baca juga: IDI Kudus: Ganti Fogging dengan Ini, Nyamuk Pasti Minggat

Menurut Nuryanto, ada cara yang lebih efektif untuk mencegah DBD. Yakni dengan cara menjaga kesehatan, menguras bak mandi, menutup tampungan air, dan mengubur sampah.

Pencegahan tersebut dirasa lebih penting. Karena jika menggunakan fogging ada efek samping yang ditimbulkan.

”Fogging mengandung bahan kimia. Tidak hanya membunuh nyamuk, tetapi juga memiliki efek buruk ke hewan lain di sekitar juga,” sambungnya.
”Fogging mengandung bahan kimia. Tidak hanya membunuh nyamuk, tetapi juga memiliki efek buruk ke hewan lain di sekitar juga,” sambungnya.Dia menjelaskan, pelaksanaan fogging harus memenuhi beberapa unsur. Yakni ada satu kasus kematian karena DBD di wilayah tersebut. Selain itu minimal ada satu kasus DBD dan setelah dilaksanakan PE atau penyelidikan epidemiologi, terdapat tambahan kasus dengan diagnosis DBD.Selain itu, aturan untuk melaksanakan fogging, di wilayah tersebut ada temuan tiga kasus demam tanpa sebab yang jelas. Lalu, ada temuan jentik-jentik nyamuk lebih dari lima persen.”Setelah ada pelaksanaan fogging, rumah sekitar ditemukannya kasus DBD dengan radius 200 meter juga ikut difogging. Karena kalau tidak difogging, ada kemungkinan muncul kasus DBD juga," imbuhnya.  Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Dani Agus

Baca Juga

Komentar

Terpopuler