Keseruan Ketika Tunanetra di Kudus Diajari Bikin Batik Ecoprint
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 31 Agustus 2022 12:23:25
MURIANEWS, Kudus – Proses pembuatan batik biasa dilakukan oleh orang yang punya indera normal. Namun di Kabupaten
Kudus, para penyandang tunanetra juga diajari cara membuat batik, yakni batik ecoprint.
Dengan jenis batik ini mereka akan lebih mudah, karena tak perlu menerapkan proses yang jlimet seperti membuat batik secara konvensional. Untuk menciptakan pola dan warna yang menarik dalam ecoprint menggunakan daun, ranting atau bunga.
Sebanyak 20 tunanetra dari Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah diajari membuat ecoprint ini, Rabu (31/8/2022) di Taman Krida. Selain itu juga ada 12 disabilitas mental yang juga ikut diajari.
Kegiatan tersebut untuk membekali disabilitas agar berinovasi untuk meningkatkan perekonomian. Para penyandang tunantera ini terlihat sangat antusias mempraktikkan membuat batik ecoprint.
Pengamatan
Murianews, beberapa disabilitas netra menempel beberapa daun di kain bewarna putih. Mereka dipandu oleh
trainer ecoprint dan juga pihak panti.
”Pelatihan ini untuk membekali mereka agar berinovasi. Ketika nantinya mereka kembali ke masyarakat dapat memperbaiki perekonomian mereka," kata Sundarwati, Kepala Panti Pelayanan Disabilitas Sensorik Netra.
Baca: 30 Pelaku UMKM Ecoprint di Kudus Diberi Alat ProduksiMenurutnya, ketika disabilitas memiliki keterampilan, tidak terus menerus ketergantungan dengan orang tua. Sehingga bisa lebih mandiri.
Menurutnya, ketika disabilitas memiliki keterampilan, tidak terus menerus ketergantungan dengan orang tua. Sehingga bisa lebih mandiri.”Nantinya kami akan buatkan mereka
marketplace seperti Shopee dan Tokopedia. Hal ini sebagai salah satu cara memasarkan produk mereka. Seperti keset dan gantungan pakai. Termasuk juga ecoprint ini," ujarnya.Sementara itu, trainer ecoprint, Dasa Gentawati mengatakan, saat ini ecoprint sedang diminati. Harganya ketika masih berbentuk kain mencapai Rp 135 ribu sampai Rp 150 ribu.”Supaya mereka juga mengetahui tentang
fashion juga. Karena saat ini ecoprint juga sedang ngetren," terangnya.Dia menjelaskan, beberapa tahapan membuat ecoprint. Dimulai dari melarutkan kain ke larutan kapur, dilanjutkan melarutkan kain ke larutan tunjung, dan menempelkan daun ke bagian kain.”Daunnya bisa menggunakan daun pepaya, daun kenikir, daun jerak wulung, daun lanang, dan bunga kenikir. Setelah ditempel daun, kainnya digulung menggunakan plastik dan di-
steam selama dua jam," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_312449" align="alignleft" width="1280"]

Disabilitas netra di Kudus diberi pelatihan membuat ecoprint. (Murianews/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Proses pembuatan batik biasa dilakukan oleh orang yang punya indera normal. Namun di Kabupaten
Kudus, para penyandang tunanetra juga diajari cara membuat batik, yakni batik ecoprint.
Dengan jenis batik ini mereka akan lebih mudah, karena tak perlu menerapkan proses yang jlimet seperti membuat batik secara konvensional. Untuk menciptakan pola dan warna yang menarik dalam ecoprint menggunakan daun, ranting atau bunga.
Sebanyak 20 tunanetra dari Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah diajari membuat ecoprint ini, Rabu (31/8/2022) di Taman Krida. Selain itu juga ada 12 disabilitas mental yang juga ikut diajari.
Kegiatan tersebut untuk membekali disabilitas agar berinovasi untuk meningkatkan perekonomian. Para penyandang tunantera ini terlihat sangat antusias mempraktikkan membuat batik ecoprint.
Pengamatan
Murianews, beberapa disabilitas netra menempel beberapa daun di kain bewarna putih. Mereka dipandu oleh
trainer ecoprint dan juga pihak panti.
”Pelatihan ini untuk membekali mereka agar berinovasi. Ketika nantinya mereka kembali ke masyarakat dapat memperbaiki perekonomian mereka," kata Sundarwati, Kepala Panti Pelayanan Disabilitas Sensorik Netra.
Baca: 30 Pelaku UMKM Ecoprint di Kudus Diberi Alat Produksi
Menurutnya, ketika disabilitas memiliki keterampilan, tidak terus menerus ketergantungan dengan orang tua. Sehingga bisa lebih mandiri.
”Nantinya kami akan buatkan mereka
marketplace seperti Shopee dan Tokopedia. Hal ini sebagai salah satu cara memasarkan produk mereka. Seperti keset dan gantungan pakai. Termasuk juga ecoprint ini," ujarnya.
Sementara itu, trainer ecoprint, Dasa Gentawati mengatakan, saat ini ecoprint sedang diminati. Harganya ketika masih berbentuk kain mencapai Rp 135 ribu sampai Rp 150 ribu.
”Supaya mereka juga mengetahui tentang
fashion juga. Karena saat ini ecoprint juga sedang ngetren," terangnya.
Dia menjelaskan, beberapa tahapan membuat ecoprint. Dimulai dari melarutkan kain ke larutan kapur, dilanjutkan melarutkan kain ke larutan tunjung, dan menempelkan daun ke bagian kain.
”Daunnya bisa menggunakan daun pepaya, daun kenikir, daun jerak wulung, daun lanang, dan bunga kenikir. Setelah ditempel daun, kainnya digulung menggunakan plastik dan di-
steam selama dua jam," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha