Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Sabtu (3/9/2022). Efek dari kenaikan harga BBM itu dirasakan oleh para sopir angkutan kota (angkot) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Mereka merasa seperti sudah jatuh tetapi masih ketiban tangga. Pasalnya, saat ini jumlah penumpang angkota semakin sepi, dan kini ditambah harga BBM yang mahal.

Pengamatan Murianews, deretan angkot ngetem di sebelah selatan hingga utara eks Mal Matahari Kudus. Angkot-angkot itu tampak sepi penumpang.

Agus Kristiono, salah satu sopir angkot mengaku sangat terdampak karena kesulitan untuk membeli Pertalite yang saat ini harganya mencapai Rp 10 ribu per liter. Situasinya semakin sulit seiring sepinya penumpang.

”Pertalite naik. Tetapi penumpang sepi. Kalaupun ada penumpang, mereka juga bayarnya seenaknya mereka," katanya, Senin (5/9/2022).

Baca: Cerita Jokowi Soal BBM Bersubsidi Ternyata Banyak Dinikmati Orang Kaya

Agus menarik angkot jurusan Terminal Jetak ke Terminal Induk Jati. Rute tersebut tarifnya Rp 10 ribu. Sedangkan untuk rute-rute dekat biasanya Rp 3 ribu.

”Tetapi penumpang sekarang bayar Rp 3 ribu tidak mau. Biasanya asal kasih Rp 1 ribu atau Rp 2 ribu," sambungnya.

Sunaryo, sopir angkot lain juga mengaku terimbas kenaikan harga BBM. Terlebih dia harus membeli Pertalite hingga Rp 130 ribu untuk 12 liter per hari.
Sunaryo, sopir angkot lain juga mengaku terimbas kenaikan harga BBM. Terlebih dia harus membeli Pertalite hingga Rp 130 ribu untuk 12 liter per hari.”Padahal pendapatan saya sehari kotor itu Rp 250 ribu. Belum beli Pertalite, kemudian harus setor juga Rp 50 ribu per hari," ujarnya.Baca: Resmi Naik, Harga Pertalite Rp 10.000 Harga Solar Rp 6.800 Per LiterDia berkeinginan ketika harga Pertalite naik, penumpang juga bersedia membayar tarif dengan sesuai.”Jika Pertalite naik, kalau bisa penumpang juga sadar ya untuk membayarnya juga ditambah," imbuhnya.Diberitakan sebelumnya, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Harga pertalite yang semula Rp 7.650 per liter, naik menjadi Rp 10.000 per liter.Kemudian untuk solar subsidi dari Rp 5.150 per liter jadi Rp 6.800 per liter. Kenaikan juga terjadi pada jenis Pertamax, yakni  dari Rp 12.500 per liter jadi Rp 14.500 per liter.https://youtu.be/4exWJB4dtdIReporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler