Sopir Angkot di Kudus Rindu Kejayaan Era Tahun 90-an

Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 14 September 2022 14:41:21


[caption id="attachment_314852" align="alignleft" width="1280"]
Sopir angkot di Kudus menunggu penumpang. (Murianews/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Angkutan kota (angkot) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah saat ini tak lagi diminati penumpang. Para sopir angkot pun merindukan bagaimana kejayaan angkot di tahun 90-an.
Sunaryo, sopir angkot di Kudus sudah menjalani pekerjaannya itu selama 42 tahun. Namun, kondisi beberapa tahun terakhir menyulitkannya.
”Di tahun 1991 sampai 1995 itu tahun di mana masih jaya-jayanya angkutan. Masih ramai penumpang dibandingkan seperti sekarang ini," katanya, Rabu (14/9/2022).
Menurutnya, saat ini dia sangat kesulitan mencari penumpang. Terkadang dalam sehari tidak sampai sepuluh penumpang.
”Tahun 90-an itu setor Rp 80 ribuan masih mudah. Sekarang buat setoran Rp 30 ribu saja susah. Dahulu di tahun 1991 sampai 1995 itu nyari uang Rp 100 ribu masih mudah," ujarnya.
Baca: Puluhan Sopir Angkot Menara Siap Alih Profesi jadi Tukang Ojek
Senada, Catur Susilo yang juga sopir angkot mengaku kesulitan mendapatkan penumpang. Dia menjadi sopir angkutan sejak tahun 1976.
”Dahulu di tahun 90-an memang masih ramai penumpang. Sekarang memang sepi kemungkinan karena saat ini kendaraan pribadi sudah banyak," terangnya.
Baca: Angkot di Kudus Kehilangan Peminat, Trayek Menyusut
Faktor lainnya, menurut Catur saat ini sudah banyak ojek online yang berada di Kota Kretek. Sehingga konsumen lebih tertarik menggunakan jasa ojek online karena lebih cepat tidak ngetem.
”Masyarakat sekarang lebih suka naik ojek online karena lebih cepat. Tidak perlu nunggu," imbuhnya.
Keluhan juga datang dari Agus Kristiono. Dia sudah menjadi sopir angkutan sejak 1990. ”Sekarang sepi. Setorannya juga tidak menentu, ya seadanya. Cari penumpang juga sulit," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha

MURIANEWS, Kudus – Angkutan kota (angkot) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah saat ini tak lagi diminati penumpang. Para sopir angkot pun merindukan bagaimana kejayaan angkot di tahun 90-an.
Sunaryo, sopir angkot di Kudus sudah menjalani pekerjaannya itu selama 42 tahun. Namun, kondisi beberapa tahun terakhir menyulitkannya.
”Di tahun 1991 sampai 1995 itu tahun di mana masih jaya-jayanya angkutan. Masih ramai penumpang dibandingkan seperti sekarang ini," katanya, Rabu (14/9/2022).
Menurutnya, saat ini dia sangat kesulitan mencari penumpang. Terkadang dalam sehari tidak sampai sepuluh penumpang.
”Tahun 90-an itu setor Rp 80 ribuan masih mudah. Sekarang buat setoran Rp 30 ribu saja susah. Dahulu di tahun 1991 sampai 1995 itu nyari uang Rp 100 ribu masih mudah," ujarnya.
Baca: Puluhan Sopir Angkot Menara Siap Alih Profesi jadi Tukang Ojek
Senada, Catur Susilo yang juga sopir angkot mengaku kesulitan mendapatkan penumpang. Dia menjadi sopir angkutan sejak tahun 1976.
”Dahulu di tahun 90-an memang masih ramai penumpang. Sekarang memang sepi kemungkinan karena saat ini kendaraan pribadi sudah banyak," terangnya.
Baca: Angkot di Kudus Kehilangan Peminat, Trayek Menyusut
Faktor lainnya, menurut Catur saat ini sudah banyak ojek online yang berada di Kota Kretek. Sehingga konsumen lebih tertarik menggunakan jasa ojek online karena lebih cepat tidak ngetem.
”Masyarakat sekarang lebih suka naik ojek online karena lebih cepat. Tidak perlu nunggu," imbuhnya.
Keluhan juga datang dari Agus Kristiono. Dia sudah menjadi sopir angkutan sejak 1990. ”Sekarang sepi. Setorannya juga tidak menentu, ya seadanya. Cari penumpang juga sulit," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha