Penjualan Pertamax di Pertashop Kudus Mulai Menurun
Vega Ma'arijil Ula
Kamis, 15 September 2022 12:38:54
MURIANEWS, Kudus – Penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di beberapa Pertashop di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah saat ini mulai menurun. Diduga hal ini akibat dari kenaikan harga BBM.
Untuk diketahui, pada Sabtu (3/9/2022) harga BBM mengalami kenaikan. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter.
Kemudian, harga solar bersubsidi dari yang semula Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan harga Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Pertashop sejauh ini hanya menjual Pertamax. Tetapi saat ini penjualnya mulai menurun, diduga karena imbas kenaikan BBM sehingga warga beralih.
Salah satu Pertashop yang mengalami penurunan penjualan yakni Pertashop di Desa Getas Pejaten. Pertashop tersebut buka sejak setahun yang lalu.
Baca: Bisnis Pertashop, Ini Syarat dan Modal yang DibutuhkanMuhammad Saniul Hisol, penjaga Pertashop Desa Getas Pejaten mengatakan, dahulu saat harga masih Rp 12.500 di Pertashop Desa Getas Pejaten mampu menjual 500 sampai 700 liter dalam sehari. Jumlah tersebut merupakan pembelian Pertamax oleh roda dua dan pembelian menggunakan jeriken.
”Sekarang karena harganya Rp 14.500 per liter sehari paling hanya menjual 100 sampai 200 liter per hari sudah termasuk motor dan yang beli menggunakan jeriken," katanya, Kamis (15/9/2022).
Menurutnya, penjualan menurun karena adanya kenaikan BBM. Sehingga beberapa warga memilih beralih ke Pertalite.
Hal yang sama disampaikan oleh penjaga Pertashop di Desa Singocandi, Kudus, Abdullah Afif. Pertashop tersebut berdiri sejak Juli 2020 silam.Penjualan Pertamax juga mengalami penurunan. Sebelumnya saat harga belum naik, Pertashop ini mampu menjual 400 sampai 500 liter per hari.”Sekarang turun sekitar 50 persen penjualannya. Sekarang paling hanya bisa jual 150 sampai 200 liter per hari. Terkadang malah tidak sampai 200 liter," ujarnya.
Baca: BUMN Rencanakan 10 Ribu Pertashop dalam 3 TahunMenurutnya, penurunan penjualan terjadi karena adanya kenaikan BBM. Sehingga warga beralih ke Pertalite.Terpisah, Area Manager Communication, Relations, and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) Sub Holding Commercial and Trading PT Pertamina (Persero), Brasto Galih Nugroho enggan memberikan keterangan soal penurunan penjualan Pertamax di Pertashop di Kota Kretek. Menurutnya, konsumen lebih tahu perihal alasan penurunan penjualan.”Kalau penyebab penurunan penjualan di Pertashop silahkan dicek ke konsumen. Tetapi, dari kami telah melarang SPBU untuk menjual Pertalite ke pengguna jeriken yang hendak dijual kembali secara eceran," imbuhnya.https://youtu.be/2b7PZOsLv5kReporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_316940" align="alignleft" width="1280"]

Warga membeli BBM Pertamax di Pertashop di Kudus. (Murianews/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di beberapa Pertashop di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah saat ini mulai menurun. Diduga hal ini akibat dari kenaikan harga BBM.
Untuk diketahui, pada Sabtu (3/9/2022) harga BBM mengalami kenaikan. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter.
Kemudian, harga solar bersubsidi dari yang semula Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan harga Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Pertashop sejauh ini hanya menjual Pertamax. Tetapi saat ini penjualnya mulai menurun, diduga karena imbas kenaikan BBM sehingga warga beralih.
Salah satu Pertashop yang mengalami penurunan penjualan yakni Pertashop di Desa Getas Pejaten. Pertashop tersebut buka sejak setahun yang lalu.
Baca: Bisnis Pertashop, Ini Syarat dan Modal yang Dibutuhkan
Muhammad Saniul Hisol, penjaga Pertashop Desa Getas Pejaten mengatakan, dahulu saat harga masih Rp 12.500 di Pertashop Desa Getas Pejaten mampu menjual 500 sampai 700 liter dalam sehari. Jumlah tersebut merupakan pembelian Pertamax oleh roda dua dan pembelian menggunakan jeriken.
”Sekarang karena harganya Rp 14.500 per liter sehari paling hanya menjual 100 sampai 200 liter per hari sudah termasuk motor dan yang beli menggunakan jeriken," katanya, Kamis (15/9/2022).
Menurutnya, penjualan menurun karena adanya kenaikan BBM. Sehingga beberapa warga memilih beralih ke Pertalite.
Hal yang sama disampaikan oleh penjaga Pertashop di Desa Singocandi, Kudus, Abdullah Afif. Pertashop tersebut berdiri sejak Juli 2020 silam.
Penjualan Pertamax juga mengalami penurunan. Sebelumnya saat harga belum naik, Pertashop ini mampu menjual 400 sampai 500 liter per hari.
”Sekarang turun sekitar 50 persen penjualannya. Sekarang paling hanya bisa jual 150 sampai 200 liter per hari. Terkadang malah tidak sampai 200 liter," ujarnya.
Baca: BUMN Rencanakan 10 Ribu Pertashop dalam 3 Tahun
Menurutnya, penurunan penjualan terjadi karena adanya kenaikan BBM. Sehingga warga beralih ke Pertalite.
Terpisah, Area Manager Communication, Relations, and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) Sub Holding Commercial and Trading PT Pertamina (Persero), Brasto Galih Nugroho enggan memberikan keterangan soal penurunan penjualan Pertamax di Pertashop di Kota Kretek. Menurutnya, konsumen lebih tahu perihal alasan penurunan penjualan.
”Kalau penyebab penurunan penjualan di Pertashop silahkan dicek ke konsumen. Tetapi, dari kami telah melarang SPBU untuk menjual Pertalite ke pengguna jeriken yang hendak dijual kembali secara eceran," imbuhnya.
https://youtu.be/2b7PZOsLv5k
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha