Pasokan Kedelai di Kudus Diklaim Normal, Hanya Harganya Mahal
Vega Ma'arijil Ula
Kamis, 29 September 2022 13:13:57
MURIANEWS, Kudus – Harga kedelai di Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah naik. Meski begitu, pasokan kedelai di Kudus masih aman.
Muhammad Amar Ma'ruf, pengelola Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti) Kudus mengatakan, pasokan dan kedelai impor sejauh ini masih aman.
”Pasokan dan stok masih ada. Hanya harganya yang tidak bersahabat," katanya, Kamis (29/9/2022).
Menurutnya, harga kedelai di Kudus saat ini tergolong tinggi. Sebab sudah menyentuh Rp 12.700 per kilogram.
”Tetapi belum tahu apakah akan terus lancar hingga akhir tahun nanti," sambungnya.
Baca: Harga Kedelai Naik, Produsen Tahu di Kudus Khawatir Gulung TikarSaat ini di gudang Primkopti Kudus masih terdapat puluhan ton stok kedelai. Di antaranya kedelai impor merek gentong, kedelai impor merek BW, dan kedelai lokal.
”Saat ini kebutuhan produsen tahu dalam sehari yakni 20 ton kedelai. Tetapi faktanya saat ini hanya membutuhkan 10 ton kedelai. Penyebabnya ya gara-gara harga kedelainya naik," ujarnya.
Meski harga kedelai saat ini mengalami kenaikan, kualitasnya masih sama.
Meski harga kedelai saat ini mengalami kenaikan, kualitasnya masih sama.Untuk diketahui, saat ini di Kudus terdapat 215 produsen tahu. Data tersebut merupakan data terbaru per tiga bulan lalu.
Baca: Harga Tahu di Kudus Naik Rp 3 Ribu per PapanSementara itu, produsen tahu asal Desa Ploso, Kudus, Agus Salim mengatakan, pasokan kedelai di Kudus saat ini memang masih lancar. Hanya, harganya memang tinggi.”Saya beli kedelai merek Bola Hijau harganya Rp 12.700 per kilogram dari sebelumnya Rp 12.300 per Kilogram," terangnya.Dia melanjutkan, harga kedelai di bulan lalu masih Rp 11 ribu per Kilogram. Menurutnya, jika ke depan harga kedelai terus naik hingga Rp 13 ribu per kilogram, ia khawatir banyak yang gulung tikar.”Keinginannya ya harga kedelai dapat dikendalikan. Supaya pelanggan saya bisa langganan lagi. Karena pelanggan saya dari Demak sejak Senin tidak beli lagi di sini," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_320816" align="alignleft" width="1280"]

Pekerja menunjukkan kedelai yang menjadi bahan baku produksi tahu dan tempe. (Murianews/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Harga kedelai di Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah naik. Meski begitu, pasokan kedelai di Kudus masih aman.
Muhammad Amar Ma'ruf, pengelola Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti) Kudus mengatakan, pasokan dan kedelai impor sejauh ini masih aman.
”Pasokan dan stok masih ada. Hanya harganya yang tidak bersahabat," katanya, Kamis (29/9/2022).
Menurutnya, harga kedelai di Kudus saat ini tergolong tinggi. Sebab sudah menyentuh Rp 12.700 per kilogram.
”Tetapi belum tahu apakah akan terus lancar hingga akhir tahun nanti," sambungnya.
Baca: Harga Kedelai Naik, Produsen Tahu di Kudus Khawatir Gulung Tikar
Saat ini di gudang Primkopti Kudus masih terdapat puluhan ton stok kedelai. Di antaranya kedelai impor merek gentong, kedelai impor merek BW, dan kedelai lokal.
”Saat ini kebutuhan produsen tahu dalam sehari yakni 20 ton kedelai. Tetapi faktanya saat ini hanya membutuhkan 10 ton kedelai. Penyebabnya ya gara-gara harga kedelainya naik," ujarnya.
Meski harga kedelai saat ini mengalami kenaikan, kualitasnya masih sama.
Untuk diketahui, saat ini di Kudus terdapat 215 produsen tahu. Data tersebut merupakan data terbaru per tiga bulan lalu.
Baca: Harga Tahu di Kudus Naik Rp 3 Ribu per Papan
Sementara itu, produsen tahu asal Desa Ploso, Kudus, Agus Salim mengatakan, pasokan kedelai di Kudus saat ini memang masih lancar. Hanya, harganya memang tinggi.
”Saya beli kedelai merek Bola Hijau harganya Rp 12.700 per kilogram dari sebelumnya Rp 12.300 per Kilogram," terangnya.
Dia melanjutkan, harga kedelai di bulan lalu masih Rp 11 ribu per Kilogram. Menurutnya, jika ke depan harga kedelai terus naik hingga Rp 13 ribu per kilogram, ia khawatir banyak yang gulung tikar.
”Keinginannya ya harga kedelai dapat dikendalikan. Supaya pelanggan saya bisa langganan lagi. Karena pelanggan saya dari Demak sejak Senin tidak beli lagi di sini," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha