Pupuk Subsidi Masih Kurang, Petani di Kudus Diberi Solusi Ini
Vega Ma'arijil Ula
Jumat, 7 Oktober 2022 15:29:02
MURIANEWS, Kudus – Kuota pupuk subsidi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih kurang meski telah mendapat penambahan. Petani di Kota Kretek diberi solusi agar tetap dapat bercocok tanam.
Untuk diketahui, baru-baru ini Kabupaten Kudus mendapatkan tambahan pupuk Urea sebanyak 625 ton. Sebelumnya, alokasi awal pupuk Urea di Kudus sejak Januari 2022 lalu sebanyak 9.875 ton.
Sedangkan untuk pupuk NPK terdapat tambahan 4.112 ton. Sebelumnya, alokasi awal pupuk NPK sebanyak 6.750 ton.
Jumlah ini tak sebanding dengan kebutuhan pupuk berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Kebutuhan pupuk Urea di Kudus yakni sebanyak 13.197 ton di tahun ini. Sedangkan kuota urea di tahun ini ketika sudah ada penambahan hanya tersedia 10.500 ton.
Begitu juga dengan NPK, kebutuhan berdasarkan RDKK sebanyak 19.604 ton pupuk. Tetapi walaupun pupuk NPK sudah ada tambahan, alokasinya baru tersedia 10.682 ton.
Baca: Diberi Tambahan Kuota, Pupuk Subsidi di Kudus Masih KurangAkan tetapi, tambahan pupuk subsidi tersebut belum cukup. Kabid Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Dewi Masitoh mengatakan, pihaknya mencoba mencari solusi dengan mengedukasi petani.
”Tugas kami di dinas (Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, red) mengedukasi petani melalui Balai Penyuluh Pertanian di setiap kecamatan lewat beberapa hal," katanya, Jumat (7/10/2022).
Dewi Masitoh menyampaikan beberapa solusi untuk petani padi di Kota Kretek. Di antaranya melakukan pemupukan yang berimbang.”Pemupukan yang berimbang ini supaya petani tidak berlebihan menggunakan pupuk kimia. Kami coba edukasi petani agar menambahkan unsur hara seperti POC (pupuk organik cair, red) sebagai penyeimbang. Ternyata POC bisa juga digunakan," sambungnya.
Baca: Miris, 7 Juta Petani di Indonesia Belum Dapat Pupuk BersubsidiKemudian, pihaknya juga mengusulkan bantuan pupuk organik ke Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Tak hanya itu, Dewi juga mengedukasi agar petani memproduksi pupuk organik sendiri.”Kami juga mengundang Poktan (kelompok tani, red) dan Gapoktan (gabungan kelompok tani, red) untuk mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik menggunakan dana desa. Contohnya seperti pelatihan pembuatan pupuk organik di Desa Gulang yang menggunakan dana desa," ujarnya.Upaya itu, lanjut Dewi perlu dilakukan. Tujuannya agar petani tidak ketergantungan dengan pupuk kimia seperti pupuk Urea dan NPK. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_323067" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi: Lahan pertanian di Kudus. (Murianews/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Kuota pupuk subsidi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih kurang meski telah mendapat penambahan. Petani di Kota Kretek diberi solusi agar tetap dapat bercocok tanam.
Untuk diketahui, baru-baru ini Kabupaten Kudus mendapatkan tambahan pupuk Urea sebanyak 625 ton. Sebelumnya, alokasi awal pupuk Urea di Kudus sejak Januari 2022 lalu sebanyak 9.875 ton.
Sedangkan untuk pupuk NPK terdapat tambahan 4.112 ton. Sebelumnya, alokasi awal pupuk NPK sebanyak 6.750 ton.
Jumlah ini tak sebanding dengan kebutuhan pupuk berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Kebutuhan pupuk Urea di Kudus yakni sebanyak 13.197 ton di tahun ini. Sedangkan kuota urea di tahun ini ketika sudah ada penambahan hanya tersedia 10.500 ton.
Begitu juga dengan NPK, kebutuhan berdasarkan RDKK sebanyak 19.604 ton pupuk. Tetapi walaupun pupuk NPK sudah ada tambahan, alokasinya baru tersedia 10.682 ton.
Baca: Diberi Tambahan Kuota, Pupuk Subsidi di Kudus Masih Kurang
Akan tetapi, tambahan pupuk subsidi tersebut belum cukup. Kabid Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Dewi Masitoh mengatakan, pihaknya mencoba mencari solusi dengan mengedukasi petani.
”Tugas kami di dinas (Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, red) mengedukasi petani melalui Balai Penyuluh Pertanian di setiap kecamatan lewat beberapa hal," katanya, Jumat (7/10/2022).
Dewi Masitoh menyampaikan beberapa solusi untuk petani padi di Kota Kretek. Di antaranya melakukan pemupukan yang berimbang.
”Pemupukan yang berimbang ini supaya petani tidak berlebihan menggunakan pupuk kimia. Kami coba edukasi petani agar menambahkan unsur hara seperti POC (pupuk organik cair, red) sebagai penyeimbang. Ternyata POC bisa juga digunakan," sambungnya.
Baca: Miris, 7 Juta Petani di Indonesia Belum Dapat Pupuk Bersubsidi
Kemudian, pihaknya juga mengusulkan bantuan pupuk organik ke Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Tak hanya itu, Dewi juga mengedukasi agar petani memproduksi pupuk organik sendiri.
”Kami juga mengundang Poktan (kelompok tani, red) dan Gapoktan (gabungan kelompok tani, red) untuk mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik menggunakan dana desa. Contohnya seperti pelatihan pembuatan pupuk organik di Desa Gulang yang menggunakan dana desa," ujarnya.
Upaya itu, lanjut Dewi perlu dilakukan. Tujuannya agar petani tidak ketergantungan dengan pupuk kimia seperti pupuk Urea dan NPK.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha