Rabu, 19 November 2025


Sukadar, Ketua Paguyuban Pedagang Terminal Wisata Bakalan Krapyak punya alasan tersendiri. Salah satunya jumlah pedagang di Terminal Wisata Bakalan Krapyak sudah cukup banyak.

Ia mengatakan, saat ini jumlah pedagang di Terminal Bakalan Krapyak sudah ada 120 orang. Jumlah itu tersebar sebanyak 100 pedagang di sisi selatan area bus dan 20 pedagang di sisi utara.

”Kalau keinginannya ya jangan dipindah permanen. Tetapi sementara saja, ketika kawasan Taman Menara sudah selesai dibangun, dapat dipindah lagi," katanya, Rabu (9/11/2022).

Sebanyak 44 pedagang Taman Menara Kudus memang direlokasi sebagai imbas revitalisasi Taman Menara Kudus.

Sukadar beralasan, semakin banyaknya PKL maka akan memperbanyak saingan dalam berdagang. Terlebih, PKL pindahan Taman Menara bakal diletakkan di sisi selatan yang notabene tempat turunnya pengemudi ojek.

”Di sebelah selatan justru malah berpotensi ramai karena tempat turunnya peziarah setelah naik ojek. Justru di sana berpotensi lebih ramai dibandingkan di sini, ya walaupun rezeki memang sudah ada yang mengatur," sambungnya.

Baca: PKL Taman Menara Direlokasi Permanen, Tempat Penampungan Digeser

Dirinya juga mengeluhkan kondisi yang saat ini saja situasinya sudah tidak begitu ramai. Sebab, peziarah yang melintasi kiosnya hanya sebatas menawar dan belum tentu membeli.

”Kalau sedang ramai seperti hari Sabtu dan Minggu dapat menjual 10 pcs pakaian. Kalau sepi ya kurang dari itu, intinya tidak dapat diprediksi," terangnya.Hal senada disampaikan oleh pedagang Terminal Bakalan Krapyak, Slamet Riyanto. Dia juga keberatan ketika PKL Taman Menara dipindah permanen.”Kalau dipindah di sini artinya tambah banyak pedagangnya. Ya walaupun rezeki ada yang mengatur," katanya, Rabu (9/11/2022).Baca: Ada 15 PKL Taman Menara Kudus Tak Aktif Jualan, Bagaimana Nasibnya saat Relokasi?Slamet menambahkan, pemindahan PKL Taman Menara di sisi selatan justru membuat peziarah berbelanja lebih awal. Sebab, sisi selatan merupakan tempat ojek menurunkan para peziarah.”Sisi selatan kan bisa dibilang pintu utamanya. Karena ojek menurunkan penumpang di situ. Kalau bisa ya jangan permanen. Tetapi kalau pemerintah memberikan kebijakan ya mau bagaimana lagi kami hanya dapat ngikut," imbuhnya.https://youtu.be/hx12I7uxTxcReporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler