Dalam disertasi berjudul "Nasionalisme dalam Filantropi: Kolaborasi Politik Pengusaha Rokok Kretek Kudus dengan Kelompok Nasionalis tahun 1909 hingga 1949" Edy mengulas berbagai macam kontribusi dilakukan pengusaha rokok di Kabupaten Kudus selama perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Di antaranya pengusaha rokok kretek di Kudus pernah menjual tembakau dan hasilnya disumbangkan kepada para pejuang kemerdekaan.
Selain itu, saat Agresi Militer Belanda di tahun 1949 mereka membantu para pengungsi yang menyelamatkan diri ke Kudus.
”Saat awal kemerdekaan para pengusaha rokok kretek dari Kudus seperti Nitisemito menyumbang 500 Gulden untuk pemerintah. Artinya, kontribusi masyakat Kudus khususnya pengusaha rokok kretek begitu luar biasa untuk kemerdekaan Indonesia," katanya.Disertasi itu telah membawa Edy meraih gelar doktor pada Fakultas Ilmu bUdaya Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta akhir tahun ini. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Sejarawan asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Edy Supratno membeberkan peran pengusaha kretek di Kudus saat kemerdekaan. Ia telah melakukan penelitian dan diwujudkan dalam bentuk disertasi.
Dalam disertasi berjudul "Nasionalisme dalam Filantropi: Kolaborasi Politik Pengusaha Rokok Kretek Kudus dengan Kelompok Nasionalis tahun 1909 hingga 1949" Edy mengulas berbagai macam kontribusi dilakukan pengusaha rokok di Kabupaten Kudus selama perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Di antaranya pengusaha rokok kretek di Kudus pernah menjual tembakau dan hasilnya disumbangkan kepada para pejuang kemerdekaan.
Baca: Koran Lawas Berisi Kisah Raja Kretek Kudus Nitisemito Ini Sempat Ditawar Mahal
Selain itu, saat Agresi Militer Belanda di tahun 1949 mereka membantu para pengungsi yang menyelamatkan diri ke Kudus.
”Saat awal kemerdekaan para pengusaha rokok kretek dari Kudus seperti Nitisemito menyumbang 500 Gulden untuk pemerintah. Artinya, kontribusi masyakat Kudus khususnya pengusaha rokok kretek begitu luar biasa untuk kemerdekaan Indonesia," katanya.
Disertasi itu telah membawa Edy meraih gelar doktor pada Fakultas Ilmu bUdaya Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta akhir tahun ini.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha