Mengenal Penyakit LSD yang Mengancam Sapi dan Gejalanya
Vega Ma'arijil Ula
Selasa, 10 Januari 2023 15:11:36
Tak hanya sapi, penyakit ini juga rawan menyerang ternak kerbau. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada kulit hingga kematian pada ternak.
Penyebaran penyakit ini disebut-sebut melalui serangga penghisap darah seperti nyamuk dan lalat.
Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kudus Drh Anton Cahyono mengatakan, penyakit ini ditandai dengan munculnya nodul pada kulit sapi dan kerbau. Nodul ini berbentuk seperti cacar dan ditemui di kulit sapi atau kerbau.
Menurutnya, gejalanya ditandai dengan munculnya nodul dimulai dari sedikit demi sedikit hingga mengarah ke seluruh area kulit sapi atau kerbau. Kemudian juga bisa ditandai dengan demam hingga 40 derajat celsius.
”Penularannya melalui material pembawa virus. Bisa juga dari hewan yang sakit. Atau juga dari serangga yang menghisap darah dari hewan yang sakit," katanya, Selasa (10/1/2023).
Dia menjelaskan, dari pengalamannya di lapangan, sapi lebih sering terserang LSD dibandingkan dengan kerbau. Namun, dirinya belum mengetahui alasan sapi lebih sering terserang LSD.
”Fakta di lapangan paling sering terkena memang sapi. Tetapi sebenarnya penyakit LSD merugikan peternak. Seperti PMK (Penyakit Mulut dan Kuku, red). Tetapi lebih berisiko LSD," sambungnya.
Baca:Duh! 317 Sapi di Boyolali Terinfeksi Virus LSD
Baca:Duh! 317 Sapi di Boyolali Terinfeksi Virus LSDDirinya menjelaskan saat ternak terpapar PMK, kulit ternak masih dapat dimanfaatkan. Sedangkan ketika ternak seperti sapi atau kerbau terpapar LSD kulit hewan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk dijual.”Karena pemulihan kulit ternak yang terpapar LSD lebih lama membutuhkan waktu dua sampai tiga bulan. Jadi sangat merugikan bagi peternak," terangnya.Menurutnya penyakit LSD juga dapat menyebabkan kematian. Terlebih ketika penyakitnya sudah parah.”Penyakit LSD ini menyerang sapi dan kerbau dari segala usia. Sedangkan untuk masa inkubasinya dua pekan sampai satu bulan," imbuhnya.Penyakit LSD ini sudah menyebar di sejumlah daerah. Di Jawa Tengah, sejumlah ternak di Kabupaten Boyolali terindikasi terserang LSD. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Sapi di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Boyolali terserang penyakit
Lumpy Skin Disease (LSD). Ini merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan virus famili
foxviridae.
Tak hanya sapi, penyakit ini juga rawan menyerang ternak kerbau. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada kulit hingga kematian pada ternak.
Penyebaran penyakit ini disebut-sebut melalui serangga penghisap darah seperti nyamuk dan lalat.
Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kudus Drh Anton Cahyono mengatakan, penyakit ini ditandai dengan munculnya nodul pada kulit sapi dan kerbau. Nodul ini berbentuk seperti cacar dan ditemui di kulit sapi atau kerbau.
Menurutnya, gejalanya ditandai dengan munculnya nodul dimulai dari sedikit demi sedikit hingga mengarah ke seluruh area kulit sapi atau kerbau. Kemudian juga bisa ditandai dengan demam hingga 40 derajat celsius.
”Penularannya melalui material pembawa virus. Bisa juga dari hewan yang sakit. Atau juga dari serangga yang menghisap darah dari hewan yang sakit," katanya, Selasa (10/1/2023).
Dia menjelaskan, dari pengalamannya di lapangan, sapi lebih sering terserang LSD dibandingkan dengan kerbau. Namun, dirinya belum mengetahui alasan sapi lebih sering terserang LSD.
”Fakta di lapangan paling sering terkena memang sapi. Tetapi sebenarnya penyakit LSD merugikan peternak. Seperti PMK (Penyakit Mulut dan Kuku, red). Tetapi lebih berisiko LSD," sambungnya.
Baca:Duh! 317 Sapi di Boyolali Terinfeksi Virus LSD
Dirinya menjelaskan saat ternak terpapar PMK, kulit ternak masih dapat dimanfaatkan. Sedangkan ketika ternak seperti sapi atau kerbau terpapar LSD kulit hewan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk dijual.
”Karena pemulihan kulit ternak yang terpapar LSD lebih lama membutuhkan waktu dua sampai tiga bulan. Jadi sangat merugikan bagi peternak," terangnya.
Menurutnya penyakit LSD juga dapat menyebabkan kematian. Terlebih ketika penyakitnya sudah parah.
”Penyakit LSD ini menyerang sapi dan kerbau dari segala usia. Sedangkan untuk masa inkubasinya dua pekan sampai satu bulan," imbuhnya.
Penyakit LSD ini sudah menyebar di sejumlah daerah. Di Jawa Tengah, sejumlah ternak di Kabupaten Boyolali terindikasi terserang LSD.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha