Vaksinasi LSD di Kudus Prioritaskan Sapi Perah
Vega Ma'arijil Ula
Kamis, 26 Januari 2023 11:54:56
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dispertan Kabupaten Kudus, Agus Setiawan mengatakan, sebanyak 200 dosis vaksin LSD yang ada saat ini diprioritaskan untuk sapi perah. Alasannya karena dapat berdampak pada penurunan produksi susu.
”Melihat dari sapi saat terpapar PMK (Penyakit Mulut dan Kuku, red) itu ada penurunan produksi. Sehingga risiko ekonominya lumayan tinggi," katanya, Kamis (26/1/2023).
Agus menjelaskan, alasan sapi perah menjadi prioritas karena dipelihara dalam kurun waktu yang panjang.
Hal ini berbeda dengan sapi potong yang biasanya langsung disembelih. Sehingga terkesan percuma ketika divaksin.
”Total sapi di Kudus ada sekitar enam ribu ekor. Untuk jumlah sapi perahnya ada 196 ekor," sambungnya.
Baca: Duh! Temuan LSD di Jateng Tembus 2.121 Kasus
Di Kota Kretek, lanjut Agus terdapat beberapa daerah yang memiliki ternak sapi perah. Yakni di Desa Kaliwungu, Desa Garung, Desa Prambatan Lor, Desa Prambatan Kidul, Desa Purworejo, Desa Bae, Desa Singocandi, dan Desa Jekulo.”Setelah divaksin, kami juga
support dengan vitamin dan obat antibiotik. Karena biasanya setelah divaksin timbul demam," terangnya.Saat ini pihaknya masih terus melakukan pemantauan di lapangan. Dan sejauh ini belum ada temuan kasus LSD.”Pemantauan di lapangan sudah kami lakukan selama kurun waktu tiga bulan ini. Setiap hari kami keliling sehari bisa empat sampai lima desa," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah akan segera dilaksanakan akhir bulan ini. Pihak Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus memprioritaskan sapi perah.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dispertan Kabupaten Kudus, Agus Setiawan mengatakan, sebanyak 200 dosis vaksin LSD yang ada saat ini diprioritaskan untuk sapi perah. Alasannya karena dapat berdampak pada penurunan produksi susu.
”Melihat dari sapi saat terpapar PMK (Penyakit Mulut dan Kuku, red) itu ada penurunan produksi. Sehingga risiko ekonominya lumayan tinggi," katanya, Kamis (26/1/2023).
Agus menjelaskan, alasan sapi perah menjadi prioritas karena dipelihara dalam kurun waktu yang panjang.
Hal ini berbeda dengan sapi potong yang biasanya langsung disembelih. Sehingga terkesan percuma ketika divaksin.
”Total sapi di Kudus ada sekitar enam ribu ekor. Untuk jumlah sapi perahnya ada 196 ekor," sambungnya.
Baca: Duh! Temuan LSD di Jateng Tembus 2.121 Kasus
Di Kota Kretek, lanjut Agus terdapat beberapa daerah yang memiliki ternak sapi perah. Yakni di Desa Kaliwungu, Desa Garung, Desa Prambatan Lor, Desa Prambatan Kidul, Desa Purworejo, Desa Bae, Desa Singocandi, dan Desa Jekulo.
”Setelah divaksin, kami juga
support dengan vitamin dan obat antibiotik. Karena biasanya setelah divaksin timbul demam," terangnya.
Saat ini pihaknya masih terus melakukan pemantauan di lapangan. Dan sejauh ini belum ada temuan kasus LSD.
”Pemantauan di lapangan sudah kami lakukan selama kurun waktu tiga bulan ini. Setiap hari kami keliling sehari bisa empat sampai lima desa," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha