Kirab Banyu Panguripan Ramaikan Ta’sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus
Vega Ma'arijil Ula
Minggu, 5 Februari 2023 15:05:03
Kirab banyu panguripan ini sebagai wujud nguri-uri dan napak tilas bahwa murid-murid Sunan Kudus tersebar di berbagai penjuru Kabupaten Kudus. Para murid itu membuat punden dan belik atau mata air kecil yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Tercatat ada 197 punden dan belik se-Kabupaten Kudus, yang mengikuti kirab ini.
Beberapa punden dan belik ikut meramaikan. Seperti punden dan belik mbah Kalamuddin Desa Ngembalrejo, Sendang Jodo di Desa Purworejo, Sumur Gentong di Desa Loram Wetan, punden mbah Mangu, makam Mbah Gareng, belik Gong Cranggang, dan lainnya.
Baca:
Ta'sis Masjid Menara Kudus 488, Angkat Tema Keadaban untuk PeradabanSekretaris Panitia Ta'sis Menara Kudus Muhammad Kharis mengatakan, banyu atau air yang dikirab itu berasal dari punden dan belik di sembilan kecamatan di Kabupaten Kudus.
”Jumlah pesertanya ada tiga ribuan. Tiap-tiap punden dan belik membawa air suci untuk dikirab,” katanya, Minggu (5/2/2023).
Kharis menjelaskan, kegiatan tersebut sebagai bentuk nguri-uri budaya. Karena dahulunya di tiap-tiap punden dan belik terdapat tokoh yang juga sebagai murid Sunan Kudus.
Kharis menjelaskan, kegiatan tersebut sebagai bentuk nguri-uri budaya. Karena dahulunya di tiap-tiap punden dan belik terdapat tokoh yang juga sebagai murid Sunan Kudus.”Kaitannya dengan Sunan Kudus, di beberapa punden dan belik itu terdapat tokoh yang dahulunya menjadi murid dan berguru kepada Sunan Kudus,” sambungnya.
Baca:
Ada Lomba Kaligrafi dan Tembang Macapat di Ta'is Menara Kudus, Catat TanggalnyaLebih lanjut, Kharis menjelaskan jika sebuah banyu atau air merupakan kebutuhan utama masyarakat. Di zaman dahulu, pengobatan juga menggunakan metode air.”Harapan kami di kegiatan kirab banyu panguripan ini dapat mempertahankan kebudayaan dan ajaran dari leluhur,” imbuhnya.https://youtu.be/VvhMst9dZHAReporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Cholis Anwar
Murianews, Kudus – Ta’sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus kali ini berlangsung meriah. Terlebuh ada kirab banyu panguripan yang diarak dari Pendopo Kabupaten Kudus Hingga Masjid Al-Aqsha Menara.
Kirab banyu panguripan ini sebagai wujud nguri-uri dan napak tilas bahwa murid-murid Sunan Kudus tersebar di berbagai penjuru Kabupaten Kudus. Para murid itu membuat punden dan belik atau mata air kecil yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Tercatat ada 197 punden dan belik se-Kabupaten Kudus, yang mengikuti kirab ini.
Beberapa punden dan belik ikut meramaikan. Seperti punden dan belik mbah Kalamuddin Desa Ngembalrejo, Sendang Jodo di Desa Purworejo, Sumur Gentong di Desa Loram Wetan, punden mbah Mangu, makam Mbah Gareng, belik Gong Cranggang, dan lainnya.
Baca:
Ta'sis Masjid Menara Kudus 488, Angkat Tema Keadaban untuk Peradaban
Sekretaris Panitia Ta'sis Menara Kudus Muhammad Kharis mengatakan, banyu atau air yang dikirab itu berasal dari punden dan belik di sembilan kecamatan di Kabupaten Kudus.
”Jumlah pesertanya ada tiga ribuan. Tiap-tiap punden dan belik membawa air suci untuk dikirab,” katanya, Minggu (5/2/2023).
Kharis menjelaskan, kegiatan tersebut sebagai bentuk nguri-uri budaya. Karena dahulunya di tiap-tiap punden dan belik terdapat tokoh yang juga sebagai murid Sunan Kudus.
”Kaitannya dengan Sunan Kudus, di beberapa punden dan belik itu terdapat tokoh yang dahulunya menjadi murid dan berguru kepada Sunan Kudus,” sambungnya.
Baca:
Ada Lomba Kaligrafi dan Tembang Macapat di Ta'is Menara Kudus, Catat Tanggalnya
Lebih lanjut, Kharis menjelaskan jika sebuah banyu atau air merupakan kebutuhan utama masyarakat. Di zaman dahulu, pengobatan juga menggunakan metode air.
”Harapan kami di kegiatan kirab banyu panguripan ini dapat mempertahankan kebudayaan dan ajaran dari leluhur,” imbuhnya.
https://youtu.be/VvhMst9dZHA
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Cholis Anwar