Jumat, 21 November 2025


Data yang dihimpun Murianews, pada 2021 lalu terdapat 175 kasus demam berdarah. Tiga di antaranya meninggal dunia. Kemudian di tahun 2022 lalu terdapat 553 kasus dengan jumlah kematian delapan orang.

Lalu, di tahun 2023 ini hingga bulan Februari terdapat 67 kasus demam berdarah. Satu di antaranya meninggal dunia.

”Bisa dibilang jumlah 67 kasus demam berdarah itu tergolong banyak. Penyebabnya karena terlambat penanganan, biasanya dikira tidak demam berdarah sehingga diabaikan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Darsono, Senin (20/2/2023).

Dia menyebut, ada beberapa gejala yang mengarah ke DBD. Yakni mengalami panas dua sampai tiga hari, pusing, mual, dan muncul bintik merah pada bagian tubuh.

”Penyebabnya nyamuk Aedes Aegypti. Apalagi saat ini kan masih musim pancaroba juga," sambungnya.

Baca: DBD Mulai Menghantui Warga KudusDia menambahkan, DBD dipengaruhi oleh cuaca, tempat yang penuh genangan air, dan bak mandi yang jarang dikuras. Tempat berisi tumpukan ban bekas juga kerap menjadi biang keladi.”Upaya yang harus dilakukan yakni dengan cara 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur, red) ditambah plus. Plusnya menggunakan abate," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler