Ini Hasil Lab Jajanan yang Diduga Pemicu Keracunan Siswa SD di Kudus
Vega Ma'arijil Ula
Senin, 20 Februari 2023 16:29:05
Sampel dua jajanan itu langsung diperiksa di laboratorium di Semarang. Hasil tes laboratoriumnnya kini telah keluar.
Sub Koordinator Surveilans Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Aniq Fuad mengatakan, pemeriksaan sampel jajanan itu dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan dan pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Pada Jumat (17/2/2023) lalu, hasilnya telah keluar. Aniq menjelaskan, jajanan maklor dan jasuke itu tidak mengandung bahan kimia. Meski demikian, terdapat bakteri di dalamnya.
”Hasilnya negatif bahan kimia. Baik untuk malkor dan jasuke. Tetapi untuk maklornya positif bakteri Escherichia Coli. Selain itu, maklornya mengandung bakteri lain. Di antaranya Klebsiella Pneumoniae dan Streptococcus alfa," katanya, Senin (20/2/2023).
Baca: 26 Siswa SD di Kudus Diduga Keracunan Jajan, Ada yang Muntah dan PingsanAniq menambahkan, untuk jasuke negatif bakteri E-Coli. Tetapi mengandung bakteri lainnya.
”Untuk jasukenya mengandung bakteri lain. Seperti Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans," sambungnya.
”Untuk jasukenya mengandung bakteri lain. Seperti Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans," sambungnya.Lebih lanjut, Aniq menambahkan bakteri Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans bisa menyebabkan gangguan pernapasan. Dia membenarkan kondisi anak-anak saat itu sulit bernapas usai mengonsumsi maklor.
Baca: Puluhan Siswa SD di Kudus Diduga Keracunan Jajanan, Begini Nasib PedagangnyaMenurutnya, bakteri tersebut muncul dimungkinkan karena jajanan tersebut kurang terjaga kebersihannya. Salah satunya karena penutup jajanan tersebut sering dibuka.”Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans itu menyebabkan gangguan pernapasan sehingga puluhan anak-anak merasakan sulit bernapas," imbuhnya Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Sebanyak 26 siswa SDN 1 Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kudus, keracunan pada Senin (13/2/2023). Diduga penyebab keracunan siswa adalah jajanan makaroni telor (maklor) dan jasuke yang dijual PKL di sekitar sekolah.
Sampel dua jajanan itu langsung diperiksa di laboratorium di Semarang. Hasil tes laboratoriumnnya kini telah keluar.
Sub Koordinator Surveilans Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Aniq Fuad mengatakan, pemeriksaan sampel jajanan itu dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan dan pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Pada Jumat (17/2/2023) lalu, hasilnya telah keluar. Aniq menjelaskan, jajanan maklor dan jasuke itu tidak mengandung bahan kimia. Meski demikian, terdapat bakteri di dalamnya.
”Hasilnya negatif bahan kimia. Baik untuk malkor dan jasuke. Tetapi untuk maklornya positif bakteri Escherichia Coli. Selain itu, maklornya mengandung bakteri lain. Di antaranya Klebsiella Pneumoniae dan Streptococcus alfa," katanya, Senin (20/2/2023).
Baca: 26 Siswa SD di Kudus Diduga Keracunan Jajan, Ada yang Muntah dan Pingsan
Aniq menambahkan, untuk jasuke negatif bakteri E-Coli. Tetapi mengandung bakteri lainnya.
”Untuk jasukenya mengandung bakteri lain. Seperti Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans," sambungnya.
Lebih lanjut, Aniq menambahkan bakteri Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans bisa menyebabkan gangguan pernapasan. Dia membenarkan kondisi anak-anak saat itu sulit bernapas usai mengonsumsi maklor.
Baca: Puluhan Siswa SD di Kudus Diduga Keracunan Jajanan, Begini Nasib Pedagangnya
Menurutnya, bakteri tersebut muncul dimungkinkan karena jajanan tersebut kurang terjaga kebersihannya. Salah satunya karena penutup jajanan tersebut sering dibuka.
”Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans itu menyebabkan gangguan pernapasan sehingga puluhan anak-anak merasakan sulit bernapas," imbuhnya
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha