Ini Jenis Bakteri Penyebab Keracunan 26 Siswa SD di Kudus
Vega Ma'arijil Ula
Selasa, 21 Februari 2023 17:42:11
Sampel dua jajanan itu telah diperiksa oleh Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di Semarang. Pada Jumat (17/2/2023) hasil laboratorium telah muncul.
Hasilnya, jajanan maklor dan jasuke tidak mengandung bahan kimia. Meski demikian, terdapat bakteri di dalamnya.
Untuk maklornya positif bakteri Escherichia Coli (E-Coli). Selain itu, maklornya mengandung bakteri lain. Di antaranya Klebsiella Pneumoniae, dan Streptococcus alfa.
Sementara itu, untuk jasuke negatif bakteri E-Coli. Tetapi mengandung bakteri lainnya. Seperti Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus dr Andini Aridewi mengatakan, bakteri E-Coli menyebabkan diare, mual, dan muntah.
Sedangkan bakteri Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans menyebabkan sesak napas.
”Bakteri E-Coli menyebabkan diare, mual, dan muntah. Sedangkan bakteri Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans menyebabkan sesak napas," katanya, Selasa (21/2/2023).
Baca: Ini Hasil Lab Jajanan yang Diduga Pemicu Keracunan Siswa SD di KudusPara siswa yang mengalami keracunan diketahui mengalami pusing, mual muntah, bahkan ada yang pingsan.
Para siswa yang mengalami keracunan diketahui mengalami pusing, mual muntah, bahkan ada yang pingsan.Dokter Andini menjelaskan, pihaknya akan berupaya agar kasus keracunan tidak terjadi lagi. Yakni dengan cara meningkatkan upaya promotif preventifnya.”Kami akan melakukan edukasi. Mulai dari ke penjaja makanan yang ada di lingkungan sekolah. Utamanya terkait higienis dan sanitasi. Termasuk di dalamnya keamanan pangan," terangnya.
Baca: Dari Kasus Keracunan Siswa SD di Kudus, Disdik Imbau Bawa Bekal SajaSementara Sub Koordinator Surveilans Imunisasi DKK Kudus Aniq Fuad mengatakan, infeksi bakteri E-Coli dimungkinkan berasal dari air yang tidak terolah dengan baik.”Selain faktor makanan yang kurang higienis, kemungkinan air yang digunakan untuk mengolah jajanan maklor juga tercemar E-Coli," ujarnya.Aniq menjelaskan, bakteri E-Coli yang tidak segera tertangani dapat menimbulkan diare. Sedangkan bakteri Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans menyebabkan sesak napas. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Sebanyak 26 siswa SDN 2 Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah keracunan pada Senin (13/2/2023). Penyebab keracunan siswa yakni bakteri yang berada di jajanan makaroni telor (maklor) dan jasuke yang mereka konsumsi.
Sampel dua jajanan itu telah diperiksa oleh Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di Semarang. Pada Jumat (17/2/2023) hasil laboratorium telah muncul.
Hasilnya, jajanan maklor dan jasuke tidak mengandung bahan kimia. Meski demikian, terdapat bakteri di dalamnya.
Untuk maklornya positif bakteri Escherichia Coli (E-Coli). Selain itu, maklornya mengandung bakteri lain. Di antaranya Klebsiella Pneumoniae, dan Streptococcus alfa.
Sementara itu, untuk jasuke negatif bakteri E-Coli. Tetapi mengandung bakteri lainnya. Seperti Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus dr Andini Aridewi mengatakan, bakteri E-Coli menyebabkan diare, mual, dan muntah.
Sedangkan bakteri Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans menyebabkan sesak napas.
”Bakteri E-Coli menyebabkan diare, mual, dan muntah. Sedangkan bakteri Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans menyebabkan sesak napas," katanya, Selasa (21/2/2023).
Baca: Ini Hasil Lab Jajanan yang Diduga Pemicu Keracunan Siswa SD di Kudus
Para siswa yang mengalami keracunan diketahui mengalami pusing, mual muntah, bahkan ada yang pingsan.
Dokter Andini menjelaskan, pihaknya akan berupaya agar kasus keracunan tidak terjadi lagi. Yakni dengan cara meningkatkan upaya promotif preventifnya.
”Kami akan melakukan edukasi. Mulai dari ke penjaja makanan yang ada di lingkungan sekolah. Utamanya terkait higienis dan sanitasi. Termasuk di dalamnya keamanan pangan," terangnya.
Baca: Dari Kasus Keracunan Siswa SD di Kudus, Disdik Imbau Bawa Bekal Saja
Sementara Sub Koordinator Surveilans Imunisasi DKK Kudus Aniq Fuad mengatakan, infeksi bakteri E-Coli dimungkinkan berasal dari air yang tidak terolah dengan baik.
”Selain faktor makanan yang kurang higienis, kemungkinan air yang digunakan untuk mengolah jajanan maklor juga tercemar E-Coli," ujarnya.
Aniq menjelaskan, bakteri E-Coli yang tidak segera tertangani dapat menimbulkan diare. Sedangkan bakteri Klebsiella Pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans menyebabkan sesak napas.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha