Waspada! Sepuluh Hewan Ternak di Kudus Terkonfirmasi LSD
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 1 Maret 2023 13:20:00
Diketahui, LSD merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan
Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). Penyakit ini kerap ditemukan pada sapi dan kerbau.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan pada Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus Agus Setiawan mengatakan, sejauh ini terdapat 10 ekor hewan ternak berupa sapi dan kerbau yang terkonfirmasi LSD. Hal itu dibuktikan adanya nodul atau benjolan pada hewan tersebut.
Baca:
LSD di Grobogan Capai 1719 KasusData yang dihimpun
Murianews, sepuluh hewan ternak yang terkonfirmasi LSD tersebut berada di empat desa, yakni Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Desa Lambangan di Kecamatan Undaan, Desa Purworejo dan Desa Bae di Kecamatan Bae.
”Ada sapi dan ada kerbau. Tetapi detailnya saya kurang paham untuk jumlah sapinya berapa dan kerbau berapa. Yang jelas ada sepuluh yang terkonfirmasi LSD,” katanya, Rabu (1/3/2023).
Agus melanjutkan, saat ini sudah ada sampel dari Kecamatan Kaliwungu dan Undaan berupa kerokan dari nodul pada kulit sudah dibawa oleh pihak Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta.
”Untuk sampel yang di Kecamatan Bae belum dikirim karena informasi dari masyarakat terlambat. Sedangkan pihak Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta sudah pulang,” sambungnya.
Dia mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih terus mendampingi dan memantau hewan ternak milik peternak di tiga kecamatan yang hewan ternaknya terkonfirmasi LSD itu. Sejauh ini menurutnya komunikasi terus berjalan.”Untuk sepuluh hewan ternak tadi masih kami pantau sampai hasil laboratoriumnya muncul. Karena terkadang ada nodul, tetapi hasil laboratoriumnya negatif,” terangnya.
Baca:
Cegah LSD Masuk Kudus, Lalu Lintas Ternak Diawasi KetatPihaknya juga sudah mengobati hewan ternak yang terkonfirmasi LSD itu. Sehingga ternak tersebut dapat segera sembuh.”Hasil laboratoriumnya masih kami tunggu sambil kami melakukan pengobatan,” imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Cholis Anwar
Murianews, Kudus – Sebanyak sepuluh hewan ternak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terkonfirmasi penyakit
Lumpy Skin Disease (LSD). Saat ini sampel hewan ternak yang terkonfirmasi LSD itu sedang dicek di laboratorium oleh pihak Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta.
Diketahui, LSD merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan
Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). Penyakit ini kerap ditemukan pada sapi dan kerbau.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan pada Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus Agus Setiawan mengatakan, sejauh ini terdapat 10 ekor hewan ternak berupa sapi dan kerbau yang terkonfirmasi LSD. Hal itu dibuktikan adanya nodul atau benjolan pada hewan tersebut.
Baca:
LSD di Grobogan Capai 1719 Kasus
Data yang dihimpun
Murianews, sepuluh hewan ternak yang terkonfirmasi LSD tersebut berada di empat desa, yakni Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Desa Lambangan di Kecamatan Undaan, Desa Purworejo dan Desa Bae di Kecamatan Bae.
”Ada sapi dan ada kerbau. Tetapi detailnya saya kurang paham untuk jumlah sapinya berapa dan kerbau berapa. Yang jelas ada sepuluh yang terkonfirmasi LSD,” katanya, Rabu (1/3/2023).
Agus melanjutkan, saat ini sudah ada sampel dari Kecamatan Kaliwungu dan Undaan berupa kerokan dari nodul pada kulit sudah dibawa oleh pihak Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta.
”Untuk sampel yang di Kecamatan Bae belum dikirim karena informasi dari masyarakat terlambat. Sedangkan pihak Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta sudah pulang,” sambungnya.
Dia mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih terus mendampingi dan memantau hewan ternak milik peternak di tiga kecamatan yang hewan ternaknya terkonfirmasi LSD itu. Sejauh ini menurutnya komunikasi terus berjalan.
”Untuk sepuluh hewan ternak tadi masih kami pantau sampai hasil laboratoriumnya muncul. Karena terkadang ada nodul, tetapi hasil laboratoriumnya negatif,” terangnya.
Baca:
Cegah LSD Masuk Kudus, Lalu Lintas Ternak Diawasi Ketat
Pihaknya juga sudah mengobati hewan ternak yang terkonfirmasi LSD itu. Sehingga ternak tersebut dapat segera sembuh.
”Hasil laboratoriumnya masih kami tunggu sambil kami melakukan pengobatan,” imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Cholis Anwar