2.875 Anak di Kudus Alami Stunting
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 29 Maret 2023 14:16:35
Ribuan anak yang mengalami stunting ini usianya di bawah lima tahun hingga yang masih bayi.
Data tersebut didapatkan setelah Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus melakukan penimbangan terhadap bayi dan balita pada Februari. Sasaran penimbangan ini ada 59.529 anak, dan hasulnya 2.875 di antaranya stunting.
Namun, menurut Kepala DKK Kudus dr Andini Aridewi jumlah tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan tahun lalu.
”Kalau dibandingkan tahun lalu masih sedikit. Karena sepanjang 2022 lalu ada 3.557 kasus stunting," katanya, Rabu (29/3/2023).
Andini menyampaikan pihaknya terus berupaya melakukan pencegahan stunting. Di antaranya memberikan edukasi ke remaja dengan aksi bergizi.
”Aksi bergizi ini dengan pemberian zat besi dan skrining anemia atau pemeriksaan Hb pada remaja putri yang duduk di kelas tujuh sampai 12," sambungnya.
Baca: Tips Menangani Stunting dari IDI KudusTidak berhenti di situ, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kesehatan calon penggantin. Seperti skrining anemia, skrining penyakit menular dan tidak menular.”Kegiatan ini melibatkan beberapa instansi seperti DKK, Dinsos, Kemenag, PMD, dan juga PKK," terangnya.Penangan standar kesehatan juga diterapkan untuk mencegah stunting. Yakni dimulai dari saat kehamilan, persalinan, nifas, dan pemberian ASI eksklusif.”Harapan kami pemberian ASI eksklusif juga diberikan bagi usia 0 sampai 6 bulan. Kemudian juga memberikan asupan gizi sesuai dengan kondisi anak. Pemeriksaan ke faskes juga harus dilakukan apabila ada ketidaksesuaian pertumbuhan," imbuhnya. Editor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Kasus stunting di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah cukup banyak. Hasil pendataan terbaru tercatat sebanyak 2.875 anak di Kudus mengalami stunting.
Ribuan anak yang mengalami stunting ini usianya di bawah lima tahun hingga yang masih bayi.
Data tersebut didapatkan setelah Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus melakukan penimbangan terhadap bayi dan balita pada Februari. Sasaran penimbangan ini ada 59.529 anak, dan hasulnya 2.875 di antaranya stunting.
Namun, menurut Kepala DKK Kudus dr Andini Aridewi jumlah tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan tahun lalu.
”Kalau dibandingkan tahun lalu masih sedikit. Karena sepanjang 2022 lalu ada 3.557 kasus stunting," katanya, Rabu (29/3/2023).
Andini menyampaikan pihaknya terus berupaya melakukan pencegahan stunting. Di antaranya memberikan edukasi ke remaja dengan aksi bergizi.
”Aksi bergizi ini dengan pemberian zat besi dan skrining anemia atau pemeriksaan Hb pada remaja putri yang duduk di kelas tujuh sampai 12," sambungnya.
Baca: Tips Menangani Stunting dari IDI Kudus
Tidak berhenti di situ, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kesehatan calon penggantin. Seperti skrining anemia, skrining penyakit menular dan tidak menular.
”Kegiatan ini melibatkan beberapa instansi seperti DKK, Dinsos, Kemenag, PMD, dan juga PKK," terangnya.
Penangan standar kesehatan juga diterapkan untuk mencegah stunting. Yakni dimulai dari saat kehamilan, persalinan, nifas, dan pemberian ASI eksklusif.
”Harapan kami pemberian ASI eksklusif juga diberikan bagi usia 0 sampai 6 bulan. Kemudian juga memberikan asupan gizi sesuai dengan kondisi anak. Pemeriksaan ke faskes juga harus dilakukan apabila ada ketidaksesuaian pertumbuhan," imbuhnya.
Editor: Ali Muntoha