Kamis, 20 November 2025


Yang membedakan dengan lampion untuk tradisi Tionghoa adalah bentuk dan warnanya yang tak melulu merah dan kuning.

Warga ada yang membuat sendiri, namun yang tak may ribet lebih memilih membeli. Terlebih mendekati Lebaran, banyak penjual lampion di Kudus.

Salah satunya di timur Kali Gelis atau tepatnya di Jalan Sunan Kudus. Pengamatan Murianews.com, berbagai bentuk lampion digantung untuk dijual. Di situ terdapat berbagai bentuk lampion seperti masjid, mobil, kapal, dan karakter hello kitty.

Lampion tersebut terbuat dari kertas. Untuk dapat menyala, di dalam lampion diberi lampu.

Beragam warna lampion dijual. Sehingga konsumen dapat memilih sesuai keinginan. Harga yang ditawarkan pun ramah di kantong.

Baca: Festival Lampion Baratan, Cara Warga Sidorekso Kudus Peringati Nisfu Syaban

Ahmad Sukir, pedagang lampion menjelaskan sudah berjualan sejak lima hari yang lalu. Dia berjualan mulai pukul 09.00 WIB sampai 20.00 WIB.
”Harganya Rp 20 ribu. Bentuknya ya masjid, mobil, kapal, dan hello kitty," katanya, Rabu (12/4/2023).Sukir-sapaan akrabnya menjelaskan, sejauh ini dia sudah menjual 50 lampion. Dalam sehari setidaknya ada lima hingga sepuluh lampion yang terjual. ”Pembelinya rata-rata orang Kudus sini saja. Kalau kulaknya saya di Jepara" sambungnya.Setiap tahunnya, dia berjualan di tempat yang sama. Namun, di tahun 2020 sempat mandek karena pandemi Covid-19. Rencananya, Sukir bakal berjualan hingga H-1 Lebaran.”Harapannya di tahun ini bisa lebih banyak lagi penjualannya daripada tahun lalu," imbuhnya.  Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar