Muhammadiyah Kudus Minta Perbedaaan Idulfitri Tak Diperdebatkan
Vega Ma'arijil Ula
Senin, 17 April 2023 13:21:20
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kudus Achmad Hilal Madjdi mengatakan, warga Muhamadiyah akan melaksanakan salat Idulfitri pada Jumat 21 April 2023. Menurutnya, hal itu sesuai dengan keputusan Majlis Tarjih PP Muhammadiyah.
"Pelaksanaan salat Idulfitri untuk jemaah Muhammadiyah Kabupaten Kudus akan dilaksanakan hari Jumat tanggal 21 April 2023," katanya, Senin (17/4/2023).
Sebelumnya, telah ada surat edaran terkait pelaksanaan salat Idulfitri bagi warga Muhammadiyah. Yakni melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 1/MLM/L0/E/2023 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, syawal, dan Zulhijah 1444 H.
Ia mengatakan, perbedaan pelaksanaan Idulfitri hendaknya tidak perlu dipermasalahkan. Menurutnya, perbedaan justru memperkaya khazanah.
”Di dalam Islam, perbedaan pada hal-hal yang bersifat
furu'iyah tidak perlu dipermasalahkan. Karena perbedaan justru memperkaya khasanah keislaman dan merupakan rahmat bagi umat," sambungnya.
Baca: Ini 34 Tempat Salat Idulfitri 21 April 2023 PD Muhammadiyah KudusDia menambahkan, perbedaan pelaksanaan salat Idulfitri bukan hal yang baru. Pada masa kerajaan Islam di nusantara yakni saat teknologi komunikasi masih sangat sederhana, tercatat perbedaan awal Ramadan dan pelaksanaan sholat Idul Fitri di beberapa wilayah Indonesia.
”Penyebabnya karena rukyatul hilal yang berbeda-beda di berbagai wilayah dan tidak bisa terkomunikasikan satu sama lain. Artinya, masyarakat sebenarnya sudah terbiasa dengan perbedaan sejak dulu," terangnya.Hal yang sama disampaikan oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Kudus, Nadhif. Menurutnya, perbedaan pelaksanaan salat Idulfitri hendaknya dimaknai dengan adem ayem.”Taman itu indah ketika ada berbagai bunga di situ. Begitu juga alat musik semakin indah ketika ada beragam jenis. Begitu juga pelaksanaan Idulfitri hendaknya dimaknai dengan adem ayem," ujarnya.
Baca: Singgung Potensi Perbedaan Idulfitri, Ganjar: Yang Penting Sama-Sama LebaranMenurutnya, perbedaan harus menjadi sebuah edukasi. Bukan untuk saling menyalahkan dan merendahkan.”Sehingga tidak perlu diperdebatkan. Harapan kami perbedaan tidak menjadikan permusuhan melainkan menjadi sinergitas," imbuhnya. Editor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Pelaksanaan perayaan Idulfitri di tahun ini dimungkinkan terjadi perbedaan yakni antara tanggal 21 April dan 22 April 2023. Meski demikian, hal ini dirasa tidak perlu diperdebatkan.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kudus Achmad Hilal Madjdi mengatakan, warga Muhamadiyah akan melaksanakan salat Idulfitri pada Jumat 21 April 2023. Menurutnya, hal itu sesuai dengan keputusan Majlis Tarjih PP Muhammadiyah.
"Pelaksanaan salat Idulfitri untuk jemaah Muhammadiyah Kabupaten Kudus akan dilaksanakan hari Jumat tanggal 21 April 2023," katanya, Senin (17/4/2023).
Sebelumnya, telah ada surat edaran terkait pelaksanaan salat Idulfitri bagi warga Muhammadiyah. Yakni melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 1/MLM/L0/E/2023 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, syawal, dan Zulhijah 1444 H.
Ia mengatakan, perbedaan pelaksanaan Idulfitri hendaknya tidak perlu dipermasalahkan. Menurutnya, perbedaan justru memperkaya khazanah.
”Di dalam Islam, perbedaan pada hal-hal yang bersifat
furu'iyah tidak perlu dipermasalahkan. Karena perbedaan justru memperkaya khasanah keislaman dan merupakan rahmat bagi umat," sambungnya.
Baca: Ini 34 Tempat Salat Idulfitri 21 April 2023 PD Muhammadiyah Kudus
Dia menambahkan, perbedaan pelaksanaan salat Idulfitri bukan hal yang baru. Pada masa kerajaan Islam di nusantara yakni saat teknologi komunikasi masih sangat sederhana, tercatat perbedaan awal Ramadan dan pelaksanaan sholat Idul Fitri di beberapa wilayah Indonesia.
”Penyebabnya karena rukyatul hilal yang berbeda-beda di berbagai wilayah dan tidak bisa terkomunikasikan satu sama lain. Artinya, masyarakat sebenarnya sudah terbiasa dengan perbedaan sejak dulu," terangnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Kudus, Nadhif. Menurutnya, perbedaan pelaksanaan salat Idulfitri hendaknya dimaknai dengan adem ayem.
”Taman itu indah ketika ada berbagai bunga di situ. Begitu juga alat musik semakin indah ketika ada beragam jenis. Begitu juga pelaksanaan Idulfitri hendaknya dimaknai dengan adem ayem," ujarnya.
Baca: Singgung Potensi Perbedaan Idulfitri, Ganjar: Yang Penting Sama-Sama Lebaran
Menurutnya, perbedaan harus menjadi sebuah edukasi. Bukan untuk saling menyalahkan dan merendahkan.
”Sehingga tidak perlu diperdebatkan. Harapan kami perbedaan tidak menjadikan permusuhan melainkan menjadi sinergitas," imbuhnya.
Editor: Ali Muntoha