Usai Lebaran, Pasar Tradisional di Kudus Masih Sepi

Murianews, Kudus – Pasar tradisional di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah kembali buka setelah tutup Lebaran. Namun, aktivitas di area pasar masih sepi. Sebagai penjelasan, pasar tradisional di Kota Kretek tutup pada Sabtu dan Minggu (22-23/4/2023) saat Lebaran. Kemudian pasar kembali buka pada Senin (24/4/2023). Pengamatan Murianews.com di Pasar Bitingan lantai satu, aktivitas di area pasar tidak begitu ramai. Area parkir sepeda motor juga tidak begitu banyak kendaraan yang terparkir. Koordinator Pasar Bitingan Kudus Muchammad Toha mengatakan, pasar tradisional di Kabupaten Kudus memang tutup saat Lebaran. Pasar Bitingan Kudus sudah buka sejak Senin (24/4/2023) lalu. ”Aktivitas di area pasar belum begitu ramai. Biasanya setelah kupatan baru ramai kembali," katanya, Jumat (28/4/2023). Dia menambahkan, aktivitas lumayan ramai ada di lantai dua yang merupakan pedagang sembako. Sementara itu di lantai satu yang merupakan pedagang pakaian dan sandal belum begitu ramai. ”Kalau yang jual pakaian dan sandal masih tutup. Karena sebelum Lebaran sudah mremo. Habis kupatan biasanya mulai buka lagi," sambungnya. Baca: Pedagang Janur Ketupat di Kudus Ini Sehari Bisa Bawa Pulang Hingga Rp 3 Juta Toha menambahkan, di Pasar Bitingan terdapat delapan blok. Sedangkan jumlah kiosnya ada 335 kios. Sementara jumlah pedagangnya ada ribuan. Masih landainya aktivitas di Pasar Bitingan juga diungkapkan oleh pedagang, Tutik Asiani. Menurutnya, aktivitas jual beli belum begitu ramai. ” Saya sudah jualan di hari ketiga tetapi ini belum begitu ramai. Keinginannya ya segera ramai," ungkapnya. Baca: Jangan Ketinggalan, Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Kudus Hal yang sama diungkapkan pedagang telur di Pasar Bitingan, Irma Siti Khoiriyyah. Menurutnya, aktivitas di area pasar belum begitu ramai. Pada Rabu (26/4/2023) aktivitas di pasar sempat agak ramai. Namun, menurutnya belum maksimal. ”Saat ini sehari baru bisa jual telur satu kuintal. Kalau biasanya bisa sampai 1,5 kuintal," imbuhnya.   Editor: Ali Muntoha