Sabtu, 22 November 2025


Seiring dengan banyaknya penggemar burung anggungan, menjadi peluang bisnis tersendiri. Salah satunya bisnis pembuatan sangkar burung.

Sangkar burung, kini pun jadi komponen yang penting bagi penghobi burung anggungan. Nur Arif, warga Desa Jepang Wetan, Kecamatan Mejobo, Kudus, yang menangkap peluang ini.

Kinung, begitu ia akrab disapa, menceritakan awal mula ia memulai usaha produksi sangkar burung anggungannya.

Dikatakannya, awal mula ia memulai usaha tersebut karena sudah bosan merantau. Sebelumnya, ia bekerja di proyek konstruksi baja.

"Awalnya saya di konstruksi baja, karena saya penghobi burung perkutut, saya pun berpikir untuk memproduksi sangkar sendiri," katanya, Selasa (19/5/2020).

Di tahun 2018 ia memulai belajar membuat sangkar burung anggungan. Setahun berikutnya, ia mulai memasarkan beberapa produknya lewat online.

"Di awal tahun 2019 saya mulai menjual beberapa sangkar buatan saya sendiri," ucapnya.

Sangkar buatanya cukup banyak peminat. Lantaran mempunyai karakter yang khas.

Yakni menonjolkan sangkar bertema kejawen, berbahan dasar bambu. Ia pun mampu membuat konsumen tertarik akan kerajinan sangkar burung yang dibuatnya.

"Sangkar yang saya buat bertemakan kejawen seperti model keris dan juga ukiran batik. Setelah mendapat pelanggan saya hanya memproduksi berdasarkan pesanan, biar terkesan limited edition," terangnya.Tak hanya di seputar Kudus, ia pun mampu menjual sangkarnya hingga keluar Kudus. Seperti, eks-Karesidenan Pati, Semarang, Jakarta, hingga Sumatera.Untuk hargan, per sangkar ia patok dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 800 ribu. "Tergantung kerumitan model yang diminta," paparnya.Ia mengaku dalam sepekan bisa membuat sepuluh hingga 12 buah sangkar."Pesanan paling banyak pernah dapat 30 sangkar. Itu memerlukan watu sekitar tiga bulan untuk membuatnya," jelasnya.Selain itu, ia juga memberi garansi satu bulan untuk sangkar yang dibuatnya."Jika ada yang rusak sebelum satu bulan saya beri garansi, saya perbaiki lagi sangkarnya," tandasnya. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler