Penyebabnya, selama pandemi tempat-tempat wisata di kabupaten ini ditutup sejak 18 Maret 2020 lalu. “Karena memang saat penutupan tempat wisata di Kudus tidak ada pemasukan sama sekali,” kata Kabid Pariwisata Disbudpar Kudus Mutrikah, Rabu (10/6/2020).
Ia menyebut, realiasi pendapatan yang diraih saat ini tercatat baru mencapai 34,75 persen dari target yang telah direvisi.
”Saat ini realisasi PAD baru sekitar Rp 606 juta. Karena memang DTW (daya tarik wisata) baru dilakukan percobaan pembukaan di dua tempat saja. Dan belum ada penarikan tiket masuk,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya tetap optimistis jika memang kondisi sudah membaik dan tempat wisata sudah kembali dibuka, maka target akan bisa dipenuhi.
“Kemungkinan antusias masyarakat akan bertambah setelah pandemi ini, karena memang beberapa bulan mereka sudah jenuh karena kegiatan monoton saat
Sementara, jika memang sudah diperbolehkan kembali untuk pembukaan tempat wisata di Kudus, maka protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat. Selain itu pihakya juga akan memastikan terkait kebersihan, dan juga keamanan di lokasi wisata.“Harus ada kerja sama dari pengelola wisata, masyarakat, juga wisatawan agar hal tersebut bisa terlaksana. Ketiga aspek tersebut sangat memengaruhi datangnya wisatawan ke Kudus. Karena memang masyarakat sangat berhati-hati apalagi saat adanya pandemi seperti ini,” tandasnya. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Kudus – Target pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus diturunkan karena dampak corona. Pendapatan yang semula ditarget sebesar Rp 4,3 miliar kini diturunkan menjadi Rp 1,7 miliar.
Penyebabnya, selama pandemi tempat-tempat wisata di kabupaten ini ditutup sejak 18 Maret 2020 lalu. “Karena memang saat penutupan tempat wisata di Kudus tidak ada pemasukan sama sekali,” kata Kabid Pariwisata Disbudpar Kudus Mutrikah, Rabu (10/6/2020).
Ia menyebut, realiasi pendapatan yang diraih saat ini tercatat baru mencapai 34,75 persen dari target yang telah direvisi.
”Saat ini realisasi PAD baru sekitar Rp 606 juta. Karena memang DTW (daya tarik wisata) baru dilakukan percobaan pembukaan di dua tempat saja. Dan belum ada penarikan tiket masuk,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya tetap optimistis jika memang kondisi sudah membaik dan tempat wisata sudah kembali dibuka, maka target akan bisa dipenuhi.
“Kemungkinan antusias masyarakat akan bertambah setelah pandemi ini, karena memang beberapa bulan mereka sudah jenuh karena kegiatan monoton saat
work from home (WFH),” jelasnya.
Baca: Makam Sunan Muria Mulai Dibuka, Peziarah Dibatasi Sampai Pukul 9 Malam
Sementara, jika memang sudah diperbolehkan kembali untuk pembukaan tempat wisata di Kudus, maka protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat. Selain itu pihakya juga akan memastikan terkait kebersihan, dan juga keamanan di lokasi wisata.
“Harus ada kerja sama dari pengelola wisata, masyarakat, juga wisatawan agar hal tersebut bisa terlaksana. Ketiga aspek tersebut sangat memengaruhi datangnya wisatawan ke Kudus. Karena memang masyarakat sangat berhati-hati apalagi saat adanya pandemi seperti ini,” tandasnya.
Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha