Rabu, 19 November 2025


Olahan minuman tersebut, ada dua varian yakni teh celup parijoto dan teh tubruk parijoto yang diproduksi oleh Triyanto, warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

"Inovasi pembuatan teh parijoto tersebut, berawal tahun 2018 saat mengikuti expo foood startup di Surabaya. Waktu itu banyak pengunjung yang komplain dengan sirup parijoto, karena pakai gula dengan alasan karena diabetes," katanya, Jumat (11/9/2020).

Setelah itu, ia pun akhirnya berpikir untuk mengeringkan buah parijoto dan daunnya untuk dijadikan teh. Kemudian ia membuat percobaan selama bertahun-tahun dan akhirnya menemukan komposisi yang pas, dan resmi diproduksi mulai Ramadan lalu.

"Dulu sempet mau dibuat kopuca (wine syariah). Tapi takutnya masyarakat karena belum banyak yang tau kopuca, nanti banyak yang beranggapan minuman itu berakohol, akhirnya saya urungkan niat tersebut," jelasnya.

 

[caption id="attachment_195225" align="aligncenter" width="880"] Teh celup dan tubruk parijoto asli Gunung Muria Kudus. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]

Proses pembuatanya sendiri, lanjut Triyan, dimulai pemisahan buah dan tangkainya lalu di cuci. Setelah itu proses penghancuran buah dan dioven sebentar untuk menghilangkan kadar air. Kemudian dijemur selama tiga sampai empat hari.

"Untuk daunnya kami menggunakan daun urutan kedua dari pucuk yang masih segar dan bagus, lalu di keringkan selama empat sampai lima hari. Setelah semua siap, dikemas dengan perbandingan 3:1 buah parijotonya yang lebih banyak," ungkapnya.

Baca: Tak Hanya Kudus, Jepara dan Sleman Juga Daftarkan Parijoto Sebagai Buah Khas Daerahnya

Meski tergolong produk baru, peminatnya kini sudah cukup banyak. Tiap pekan rata-rata ia bisa menjual 20 baik celup ataupun tubruk parihoto. Pembelinya pun tak hanya dari lokal Kudus, tapi pesanan datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Meski tergolong produk baru, peminatnya kini sudah cukup banyak. Tiap pekan rata-rata ia bisa menjual 20 baik celup ataupun tubruk parihoto. Pembelinya pun tak hanya dari lokal Kudus, tapi pesanan datang dari berbagai daerah di Indonesia."Karena penjualannya memang melalui online, jadi hampir satu Indonesia pernah beli. Paling sering dari Kalimantan dan Sumatra," ucapnya.Untuk harganya the celup parijoto satu kaleng dibandrol dengan harga Rp 110 ribu dengan isi per kantong celup 2,5 gram kali 20 biji. Sedangkan untuk the tubruk parijoto per botol kaca 50 gram dibandrol dengan harga Rp 95 ribu."Memang terhitung mahal, karena selama proses mulai buah hingga pengeringan mengalami penyusutan sekitar 80 persen. Harga parijoto kan sudah mahal, apalagi itu menyusut," akunnya.Baca: Diburu Peziarah Sunan Muria, Ini Sederet Khasiat Buah ParijotoPembuatan menjadi minuman pun cukup mudah, untuk celup parijoto satu kantong disajikan dengan air mendidih. Sedangkan tubruk parijoto dengan takaran satu sampai dua sendok teh, lalu dicampur dengan air mendidih."Setelah dituang air mendidih, didiamkan dulu tiga sampai empat menit agar warna khas dan rasa parijoto bisa keluar," ujarnya.Ia pun menyebut jika produk ini bisa menjadi pilihan bagi para penderita diabetes, lantaran proses produksinya sama sekali tidak dicampur dengan gula. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler