Rabu, 19 November 2025


Yakni, dengan cara mengolah seni budaya melalui pentas pantomim seperti yang dilakukan pada Sabtu (14/11/2020) kemarin. Di mana setiap akhir pekan orang tua dan siswa wajib datang ke sekolah untuk mengambil modul dan mengumpulkan tugas.

Hanya gerakan pantomim, dan tanpa dialog sebagai rasa hormat dan terimakasih dari pihak sekolahan, kepada orang tua dan siswa yang menyempatkaan diri untuk datang ke sekolah.

"Selain sebagai rasa terimakasih, menghilangkan jenuh dan menghibur. Ini juga sebagai implementasi pembelajaran seni budaya," kata Kepala SMP Kanisius Kudus AH Triwwidiastuti melalui pengampu seni budaya Achmad Ferdiansyah.



 










Lihat postingan ini di Instagram











 

Sebuah kiriman dibagikan oleh MURIANEWS (@murianewscom) pada

Dikatakannya, dalam materi drama ada metode olah tata rias. Saat itu, banyak siswa yang menanyakan menanyakan tentang bahan make up dan contoh make up pantomim waktu pembelajaran daring seni budaya kelas VIII via google clasroom."Awalnya saya tawarkan pada siswa siapa yang berani make up untuk pantomim. Tapi para siswa ternyata belum ada yang berani. Ini sebagai tindak lanjut pertanyaan tersebut, dengan langsung memraktikanya sekaligus menghibur orang tua dan para siswa dengan gesture lengkap dengan make up pantomim," ungkapnya.Dengan adanya pementasan pantomim oleh sejumlah guru, pihaknya berharap bisa menjadi nilai pembelajaran lebih untuk siswa dan menghilangkan rasa kejenuhan mereka yang hingga kini pembelajaran masih via daring ataupun luring."Kami juga tantang siswa untuk berpantomim saat itu, tapi belum ada yang berani. Semoga saat kelak siswa datang kembali mengambil modul dan mengumpulkan tugas, sudah bisa sambil berpantomim," tandasnya.https://youtu.be/VyPQVW1EnM8Reporter : Yuda Auliya RahmanEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler